Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Puisi | Tentang Perjalanan Hati

23 Juni 2019   12:42 Diperbarui: 23 Juni 2019   12:48 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Patah,pecah,berserakan bagaikan sampah. Hening,sepi,sunyi, bagaikan irama syahdu penuh kesedihan mengiringi. Tlah di makamkan sepotong hati, di tanah penuh kebencian dan penghianatan

Ratap,isak,tangis, silih berganti menyirami. Kedengkian,kemunafikan,keserakahan, turut menyuburkan. Hati layu sebelum berkembang, hitam legam terbakar api amarah

Hati tlah menempuh perjalanan jauh ketika akhirnya jatuh ternoda lagi, sekian banyak penyamaran untuk mengaburkan dosa dan kekhilafan. Setiap persimpangan adalah belati yang menghujam, setiap penghianatan adalah darah segar yang di korbankan

Ketika hati tlah mati, ketika jiwa tempat bersemayam tlah binasa, adakah lagi yang lebih berarti dari keduanya, adakah yang berharga di nilai dunia. Turut berduka cita pada hati yang mati setiap hari, ketika perjalanan belum menyentuh ujungnya

Bagan batu 23 juni 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun