Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Jalan Panjang di Bawah Gerimis

13 Juni 2019   16:16 Diperbarui: 13 Juni 2019   16:41 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepanjang jalan yang pernah kita lalui, melintasi padang sunyi dengan hamparan puisi yang tak berbunyi, mengarungi lembah landai dengan aneka irama rerumputan yang berbisik. Senyumu slalu menawan, tawamu kerap terdengar. Meski kadang jalan licin sering menciutkan nyali

Tak pernah ada derai air mata di sana, walau lelah dan derita adalah selimut setia, engkau melangkah dengan memapah cinta, bertongkatkan setia sebagai tonggaknya. Begitu seiramanya kita, hingga ketika bulan hendak berdendang, bintang di langit hendak berhayal,  mereka pasti bermohon ijin pada keagungan cinta

Kini titik terjauh telah berlalu, cahaya kunang-kunang sering menunjukan arah. Kita masih bergandengan tangan, seakan kehilangan adalah prahara yang paling menyakitkan. Kita percaya, di balik genangan derita pasti ada telaga bahagia, di sebalik gelap yang sering membingungkan, ada terang yang menenangkan.

Ujung perjalanan mungkin masih jauh, dengan hadirmu di sisihku, jarak tempu hanya permainan waktu. Bahkan ketika gerimis menyanyikan lagu derita, engkau dan aku tetap melangkah bersama. Selamanya

Bagan batu 13 juni 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun