Bukan perkara muda mengais serpihan serpihan hati, ketika puing puing kesedihan masih terbakar. Sulit untuk di lakukan, desing peluru dan aroma mesiu masih menghiasi langit langit malam
Tapi kita mesti melakukan, merayap di setiap jengkal tanah tergenang darah bertumpahan, mengumpulkan serpihan hati dan membingkainya dengan kasih sayang. Kau,aku,harus berjalan perlahan, agar derap langkah kaki tak lagi membangkitkan permusuhan
Menyirami jejak jejak pertikaian, menanam kembali bunga bunga taman perdamaian, tak mungkin ku lakukan sendiri, tak mungkin ku lakukan sehari. Aku butuh sapamu, aku butuh uluran tanganmu
Hari ini harus kita tuntaskan, agar esok pagi ketika orang orang terbangun dari tidur yang sebentar, mereka tak melihat lagi amarah permusuhan, tak tercium lagi aroma mesiu pembantaian. Hanya keindahan sepanjang mata memandang, serpihan hati tlah kita pajang dalam figura kedamaian