Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - 2020 Best in Citizen Journalism

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memetik dan Merawat "Pohon Kelapa" yang Ditanam Pak Tjip dan Ibu Rose di Kebun Kompasiana

14 Januari 2021   14:50 Diperbarui: 17 Januari 2021   07:54 1092
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebun Kelapa | GoodNewsFromIndonesia.id

Kelapa Parut | tokopedia.net
Kelapa Parut | tokopedia.net


Di setiap fase kehidupan, kalian pasti akan menghadapai berbagai cobaan hidup yang sejatinya merupakan ujian kesiapan kita untuk naik ke kelas kehidupan yang lebih ideal lagi. Situasi ini digambarkan dengan fase perjalanan kelapa setelah dicungkil, dikeluarkan dari tempurungnya, yaitu di parut sampai menyerupai serpihan-serpihan tipis nan lembut. 

Perjalanan masih berlanjut, setelah diuji dengan diparut, untuk mendapatkan sari-sari kehidupan yang digambarkan oleh sari kelapa yaitu, santan maka ujian berikutnya mungkin tidak aklah menyakitkan jika dikaji secara mendalam, yaitu harus diperas sampai titik air penghabisan alias sampai benar-benar kering ampas kelapanya. Sudah selesai? 

Setelah mendapatkan santan kental yang bercitarasa gurih dan nikmat, santan masih harus direbus lagi sesuai kebutuhan, bersama dengan nangka muda dan beragam rempah-rempah yang telah disiapkan untuk mendapatkan citarasa kuah nangka muda bercitarasa juara seperti olahan warung di pojok pasar Kujajing ini. 

Dari sinilah, perjalanan panjang buah kelapa menuai hasilnya! Setelah olahan sayur nangka muda berkuah santan dituang ke dalam piring yang berisi lontong tampusing berbentuk segitiga dengan tekstur lembut, ditambah lagi dengan lauk atau topping pilihan, mau telur itik, ikan haruan, daging atau potongan ayam yang semuanya dimasak dengan bumbu masak habang yang pastinya liwar nyamannya sehingga banyak disukai orang. 

Seperti itulah kira-kira kehidupan kita yang digambarkan oleh perjalanan buah kelapa sampai menjadi sajian lontong tampusing yang disukai banyak orang. 

"Woooow, dalam juga ya bah hikmah dan pelajaran dari sebutir kelapa sampai menjadi makanan lontong tampusing" sahut Rusli yang sepertinya masih hanyut dalam kenikmatan sajian lontong tampusing pertamanya selama merantau untuk mondok di Banua Banjar.

"Ya begitulah hidup, garis besarnya semua ya seperti itu!" Jawab saya, sambil menatap ketiganya yang terlihat manggut-manggut.

"Oya, satu lagi, filosofi perjalanan buah kelapa ini, selain abah sarikan dari perjalanan hidup abah sendiri, juga hasil abah merenungi  tulisan-tulisan bertuah karya kawan abah menulis di Kompasiana yang sudah abah anggap layaknya guru kehidupan, Pak Tjip!

Sosok guru kehidupan yang tidak hanya pantas untuk digugu dan ditiru seni kerja keras dan kerja cerdasnya dalam menjalani kerasnya kehidupan, tapi juga diteladani kegigihannya menebar kasih sayang yang tulus kepada sesamanya!

Semoga bermanfaat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun