Banyak yang bertanya-tanya, ada apa dengan beliau berdua, kok produktivitas menulisnya di Kompasiana menurun?
Dari aroma wanginya banyak kisah menjelma menjadi tulisan yang menawan, membentangkan makna dari huruf-huruf yang rindu untuk dihamparkan....
Membaca dan menulis di Kompasiana bagi saya seperti melakukan meditasi tanpa akhir,Never Ending Meditation, begitu istilah dari Sang Maestro...
Pak Tjiptadinata dan Bu Roselina pamit dari Kompasiana
Pasangan legendaris yang saya maksudkan adalah dua penulis kawakan di Kompasiana. Pak Tjipta dan Bu Lina.
Bu Roselina kompasianer inspiratif spesialis kesimpulan.
Perempuan penulis semakin ramai sebagai fenomena yang menarik di Indonesia. Mereka memenuhi banyak kelas-kelas penulisan dan memenuhi jagat karya buku
Kompasiana menjadi rumah yang tepat untuk kita bernaung di dalamnya yang kelak akan tumbuh anak serta bibit kompasianer yang luar biasa.
Tahun Baru Imlek dan Pekan Doa Sedunia mengajak kita untuk selalu berharap
Pengalaman bisa berjumpa secara langsung dengan pak Tjiptadinata Effendi dan ibu Roselina Tjiptadinata. Serta mendapatkan hadiah istimewa.
Pengobatan alternatif yang manjur alias mujarab bin mustajab adalah: ...... Ikuti penjelasan berikut!
sejarah pun terukir di Samarinda, saya yang ditemani istri akhirnya bisa berjumpa dengan Opa Tjiptadinata dan Oma Roselina Kompasianers idola saya.
Puisi Penyambutan sepasang sosok penuh inspirasi di kompasiana: Pak Tjiptadinata dan Bu Roselina di Kota Samarinda
Rasanya sudah lama tidak bertemu dengan para Kompasianer. Dua tahun lebih. Kalau pun ada, itu bertemu secara personal. Bukan komunitasnya.
Satu hari satu artikel rahasia Opa Tjiptadinata aktif menulis
Pertemuan dengan kawan-kawan Kompasiner hebat yang rencananya akan berlangsung beberapa jam mendatang, akhirnya lolos tak terhindarkan.
Undangan Kopi Darat Kompasianer bersama Bapak Tjiptadinata Effendi dan Ibu Roselina Tjiptadinata, Jum'at, 05 Agustus 2022, di Kota Bandung.
Pengkajian materi kurikulum merdeka
Terimakasih bu Dewi..guru bahasa indonesiaku si SMPN 1 Cikampek ketika itu
Aku hanya bersamamu. Hingga detak waktu, tak lagi mengizinkan aku berbagi tetes terakhir embun senja. Untukmu.