Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Janji, Jejak, dan Jeda Refleksi Sepanjang Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran

15 Oktober 2025   13:59 Diperbarui: 15 Oktober 2025   13:59 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal  diolah dengan ChatGPT.OpenAI 

Ketika Prabowo-Gibran dilantik setahun lalu, janji-janji kampanye mereka menggema di ruang publik: lapangan kerja melimpah, daya beli meningkat, makan bergizi gratis, swasembada pangan, dan koperasi rakyat sebagai tulang punggung ekonomi. 

Kini, satu tahun hampir berlalu. Apa yang benar-benar terasa di meja makan, di dapur komunitas, di dompet para pekerja, dan di ruang harapan rakyat?

Janji Lapangan Kerja dan Daya Beli: Antara Angka dan Asa

Pemerintah mengklaim telah menciptakan 290 ribu lapangan kerja melalui Program Makan Bergizi Gratis (MBG), dan menurunkan tingkat pengangguran ke 4,76%. 

Namun, di sisi lain, sektor padat karya justru mengalami gelombang PHK. Daya beli masyarakat, terutama kelas menengah, belum sepenuhnya pulih. Simpanan rumah tangga menurun, dan kenaikan PPN membuat konsumsi harian terasa lebih berat.

Subsidi memang hadir: diskon listrik, bantuan beras, dan insentif pajak untuk UMKM. Tapi apakah cukup untuk menambal luka ekonomi yang lebih dalam? 

Di warung kopi, di pasar tradisional, dan di grup WhatsApp keluarga, pertanyaan itu terus bergema.

Program Makan Bergizi Gratis: Niat Baik, Luka Awal

MBG adalah ikon janji kampanye yang diwujudkan cepat. Lebih dari 20 juta penerima manfaat, dapur komunitas tumbuh, dan petani lokal dilibatkan. 

Namun peluncurannya tanpa regulasi matang memicu kasus keracunan massal. Pakar hukum menyebutnya sebagai pelanggaran tata kelola: regulasi menyusul setelah korban jatuh.

Di balik niat baik, ada pelajaran pahit: bahwa kecepatan tidak boleh mengalahkan kehati-hatian. Bahwa program sosial bukan sekadar angka, tapi soal nyawa dan kepercayaan.

Pangan, Lingkungan, dan Janji Swasembada

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun