Secara ringkas, berikut kronologi dan rute perjalanan Charlie Chaplin yang diatur oleh Cook’s Reisbureau (biro perjalanan Cook’s) selama di Pulau Jawa tersebut. Charlie Chaplin dan saudaranya tiba dari Singapura tanggal 30 Maret dengan menggunakan kapal Van Lansbergediatur, singgah sebentar di Batavia (Jakarta), siangnya lanjut ke Bandung dengan menggunakan mobil, kemudian malamnya lanjut dan tiba di Garut, sore tanggal 31 Maret menuju Jogjakarta menggunakan kereta api dan tanggal 1 April 1932 tiba di Surabaya. Kemudian lanjut ke Bali menggunakan kapal laut.
Cook’s Reisbureau merencanakan perjalanan Charlie dan Sydney selama di Pulau Jawa sejauh 400 mil dengan kendaraan lintas Jawa menuju Surabaya, dengan persinggahan di Bandung, Garut dan Yogyakarta.
Mereka berusaha menyesuaikan jadwal kapal milik KPM atau Koninklijke Paketvaart-Maatschappij (maskapai perkapalan Belanda) di Surabaya untuk melanjutkan perjalanan ke Bali.
Hari telah malam ketika Charlie dan Sydney tiba di Garut, pada tanggal 30 Maret 1932. Rombongan ini menginap di hotel yang diduga adalah Hotel Grand Ngamplang.
Hal ini didasarkan dari diskripsi Sydney untuk hotel tempat mereka menginap, “In the morning we found the hotel had a beautiful view over the mountains and valleys.” kata Siydney Chaplin.
Ketika bangun pagi, ia baru menyadari bahwa hotel yang ditempatinya ternyata mempunyai pemandangan yang sangat indah berupa perpaduan gunung-gunung dan lembah.
Diskripsi Sydney ini persis seperti yang pernah dilukiskan oleh Leonardus Joseph ‘Leo’ Eland, seniman lukis Belanda kelahiran Salatiga pada 18 Agustus 1884 pada lukisan berjudul “Zicht op de hoogvlakte van Garoet” (pemandangan di dataran tinggi Garoet) yang diperkirakan dilukis antara tahun 1915-1920.
Dari lukisan berdimensi besar, yaitu berukuran 136,9 x 337,5 x 3 cm tersebut terlihat pemandangan dari teras “Sanatorium ‘Ngamplang’ Garoet” ke arah lembah Garut yang sangat indah dengan latar Gunung Guntur yang menjulang dengan paduan lembah-lembah dibawahnya yang begitu indah.
Mungkin inilah salah satu jawaban, kenapa Garut dipilih sebagai salah satu Kota Persinggahan Chaplin dalam perjalanannya di Pulau Jawa. Sebuah tempat berlibur yang mirip dengan suasana kampung halamannya sampai meninggal dunia di Corsier-sur-Vevey, Swiss dan diduga view dari hotel inilah asal muasal julukan Switzerland van Java tercetus pertama kalinya.
Uniknya, selain terkesan dengan alamnya yang indah, ternyata semalam menginap di Garut membuat Charlie Chaplin berkenalan dengan “dutch wife” si Istri Belanda alias Si Guguling dan serangga dengan suara khas yang berterbangan di sekitar kain kelambu yang menemani malam-malamnya di Garut.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!