Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - 2020 Best in Citizen Journalism

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Merekonstruksi "Liburan" Charlie Chaplin di Garut Tahun 1932 dan 1936

19 Oktober 2019   11:02 Diperbarui: 23 Oktober 2019   18:38 1479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Walaupun lebih enak dinikmati pagi hari dengan teh tawar hangat, tidak menutup kemungkinan Chaplin juga mencobanya selama mengunjugi Situ Cangkuang yang didalamnya juga terdapat situs Candi Cangkuang serta kampung Adat Pulo tersebut.

Dari Lake Leles perjalanan Charlie Chaplin dilanjutkan ke Situ Bagendit. Keindahan lansekap Danau dengan latar belakang pegunungan ini ternyata juga mampu membius Charlie Chaplin. Mungkin ini juga yang menjadi "biang" dari kedatangannya untuk kali kedua. 

Sambil menikmati indahnya pemandangan Situ Bagendit, sangat memungkinkan Charlie Chaplin juga menyusun daftar oleh-oleh untuk kolega di kampung halaman. Menurut kamu apa kira-kira oleh-oleh wajib dari Garut pada tahun 1930-an?

Situ Bagendit (satulensa.com)
Situ Bagendit (satulensa.com)

Kalau jaman sekarang oleh-oleh Garut mudah didapat, karena banyak pilihannya. Untuk kue atau penganan ada Dodol Picnic si Buah tangan Sejuta Umat,  Chocodot si cokelat Garut, Jeruk Garut yang rasanya manis dan buahnya besar, juga dorokdok yang gurih, Opak Bungbulang yang renyah, Emplod Lewo yang renyah dan gurih, atau Si legit ladu

Sedangkan untuk fashion ada jaket kulit juga batik Garut yang cantik dengan warna-warna cerahnya. Nah untuk Charlie dan Sidney yang datang ke Garut tahun 1930-an, sepertinya oleh-oleh Garut yang pasti sudah ada di tahun-tahun itu adalah batik Garut. Tapi bukan berarti produk lain belum ada! Bisa jadi semuanya sudah ada tapi dengan nama, tampilan serta kemasan berbeda. 

Setelah puas menikmati Garut, sore harinya Chaplin bersaudara melanjutkan perjalanan ke Jogja dengan kereta api, dilanjut ke Surabaya tiba tanggal 1 April 1932, kemudian lanjut ke Bali menggunakan kapal laut. 

Warisan Turun-temurun

Sejarah liburan Chaplin ke Garut yang kedua (1936) masih diingat oleh Franz Limiart, pemerhati sejarah dan pelaku ekonomi kreatif Garut yang mendapat warisan cerita dari ayahnya, Liem Boen San (1923- 1993). 

Menurutnya, Saat Chaplin datang di Garut, usia Liem Boen San 12 tahun. Saat itu, Liem melihat kehebohan besar di Garut karena datangnya Charlie Chaplin. 

Di siang yang panas Liem Boen San kecil begitu penasaran melihat banyak orang berkumpul di Stasiun Garut Kota yang jaraknya 100 meter dari rumahnya, semuanya membicarakan Charlie Chaplin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun