Walaupun lebih enak dinikmati pagi hari dengan teh tawar hangat, tidak menutup kemungkinan Chaplin juga mencobanya selama mengunjugi Situ Cangkuang yang didalamnya juga terdapat situs Candi Cangkuang serta kampung Adat Pulo tersebut.
Dari Lake Leles perjalanan Charlie Chaplin dilanjutkan ke Situ Bagendit. Keindahan lansekap Danau dengan latar belakang pegunungan ini ternyata juga mampu membius Charlie Chaplin. Mungkin ini juga yang menjadi "biang" dari kedatangannya untuk kali kedua.
Sambil menikmati indahnya pemandangan Situ Bagendit, sangat memungkinkan Charlie Chaplin juga menyusun daftar oleh-oleh untuk kolega di kampung halaman. Menurut kamu apa kira-kira oleh-oleh wajib dari Garut pada tahun 1930-an?
Kalau jaman sekarang oleh-oleh Garut mudah didapat, karena banyak pilihannya. Untuk kue atau penganan ada Dodol Picnic si Buah tangan Sejuta Umat, Chocodot si cokelat Garut, Jeruk Garut yang rasanya manis dan buahnya besar, juga dorokdok yang gurih, Opak Bungbulang yang renyah, Emplod Lewo yang renyah dan gurih, atau Si legit ladu.
Sedangkan untuk fashion ada jaket kulit juga batik Garut yang cantik dengan warna-warna cerahnya. Nah untuk Charlie dan Sidney yang datang ke Garut tahun 1930-an, sepertinya oleh-oleh Garut yang pasti sudah ada di tahun-tahun itu adalah batik Garut. Tapi bukan berarti produk lain belum ada! Bisa jadi semuanya sudah ada tapi dengan nama, tampilan serta kemasan berbeda.
Setelah puas menikmati Garut, sore harinya Chaplin bersaudara melanjutkan perjalanan ke Jogja dengan kereta api, dilanjut ke Surabaya tiba tanggal 1 April 1932, kemudian lanjut ke Bali menggunakan kapal laut.
Warisan Turun-temurun
Sejarah liburan Chaplin ke Garut yang kedua (1936) masih diingat oleh Franz Limiart, pemerhati sejarah dan pelaku ekonomi kreatif Garut yang mendapat warisan cerita dari ayahnya, Liem Boen San (1923- 1993).
Menurutnya, Saat Chaplin datang di Garut, usia Liem Boen San 12 tahun. Saat itu, Liem melihat kehebohan besar di Garut karena datangnya Charlie Chaplin.
Di siang yang panas Liem Boen San kecil begitu penasaran melihat banyak orang berkumpul di Stasiun Garut Kota yang jaraknya 100 meter dari rumahnya, semuanya membicarakan Charlie Chaplin.