Mohon tunggu...
Jyesta Dhira
Jyesta Dhira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Open your mind before your mouth

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perjalanan Terbentuknya UMKM Gor Klebengan

21 Mei 2022   22:41 Diperbarui: 21 Mei 2022   22:45 1020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Bacajogja.id

Gor Klebengan Street Food merupakan Kawasan kuliner yang terletak pada sebelah selatan gor klebengan tepatnya beralamat di Jalan Agro, Karang Gayam, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Pada awalnya street food ini hanyalah kumpulan pedagang-pedagang individu yang berjualan di sekitar gor klebengan, namun karena jumlah yang berjualan di sekitar gor klebengan ini semakin bertambah serta menimbulkan kemacetan dan menimbulkan kekumuhan karena sampah yang berserakan. Akhirnya tercetuslah ide serta dirangkulah para pedagang ini oleh RW setempat serta di berikan fasilitas di selatan gor klebengan untuk berjualan. Selain itu fasilitas yang disediakan yaitu seperti lahan parkir yang luas serta tempat cuci tangan yang disediakan di sudut jalan. Ukuran luas lokasi gor klebengan ini adalah sebesar 32 m2 x 6 m2 . Tahun 2019 merupakan tahun tercetusnya perkumpulan pedagang ini, perkumpulan pedagang di selatan gor klebengan ini diberi nama Paguyuban Pedagang Selokan Mataram Klebengan (PPSMK). Pada awal terbentuknya PPSMK ini hanya terdapat 14 pedagang lalu dibuka lowongan penambahan lapak menjadi 21 dan terus bertambah hingga saat ini terdapat 30 lapak yang sudah dipenuhi para pedagang yang berjualan. Kawasan kuliner gor klebengan ini buka mulai jam 4 sore hingga jam 10 malam, street food ini menyediakan berbagai makanan serta minuman dari beberapa negara seperti Jepang, China, Korea, Turki, serta kuliner lokal lainnya. Makanan dan minuman yang di jajakan yaitu seperti hottang, dimsum, kebab, sate padang, sempol, telur gulung, taiyaki, teoppoki dan makanan serta minuman lainnya. 

Paguyuban Pedagang Selokan Mataram Klebengan ini memiliki stuktur organisasi dengan ketua yaitu Ramdani Subagja, wakil ketua Fedo Viancer, Sekertaris David serta bendahara Tri Mulyanti. Adanya striktur organisasi pada PPSMK ini tidak menjamin tidak adanya kendala yang terjadi. Seperti yang kita ketahui anggota yang terdiri dalam PPSMK ini membuat susahnya kontrol akan pengurus, penanggung jawab serta karyawan pedagang. 

dokpri
dokpri

Berdasarkan analisis demografis kendala yang terjadi yaitu banyaknya anggotan dari PPSMK ini membuat pelaksanaan kegiatan rutin yang diadakan PPSMK ini tidak bisa diikuti oleh semua anggota yang ada, kegiatan rutin yang diadakan oleh PPSMK ini yaitu arisan dan karya wisata. Kurangnya professionalitas dari para karyawan pedagang juga kerap menjadi kendala dalam PPSMK ini, hal tersebut dikarenakan usia para penjaga lapak yang masih muda membuat mereka lebih asik dengan dunia mereka sendiri dan tidak fokus dalam pelayanin pembeli. Selain permasalahan yang telah disebutkan tadi, terdapat permasalahan utama dari PPSMK ini, permasalahan utamanya yaitu para pedagang yang memiliki latar belakang yang berbeda membuat adanya sedikit kesenjangan dari para pedagang ataupun pemiliki usaha, kesenjangan yang dimaksud yaitu perbedaan strategi yang digunakan untuk mempromosikan dagangan mereka. Para pedagang yang berjualan ini tidak semuanya menjadikan usaha mereka menjadi mata pencaharian utama mereka, hal ini lah yang membuat tidak semua pedagang berfokus pada strategi marketing mereka. Jika dipresentase kan hanya 30% pedagang yang menjadikan gor klebengan sebagai mata pencaharian utama, sedangkan sebesar 40 % merupakan pengusaha yang memiliki usaha di tempat lain dan 30% merupakan karyawan swasta. Dengan ini dapat kita simpulkan bahwa PPSMK ini terbentuk karena ketidaksengajaan, kawasan kuliner ini semakin terkenal karena sempat viral di aplikasi tiktok. Pada saat pandemi PPSMK ini sempat berkendala dengan adanya kerumunan yang menyebabkan semakin banyaknya angka kasus namun seiring berjalannya waktu masyarakat semakin terbiasa, namun masih ada satu kendala yang belum terselesaikan yaitu masalah kebersihan karena kurangnya lahan untuk makan ditempat serta kurangnya tempat sampah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun