Mohon tunggu...
Narendra Setya Nugraha
Narendra Setya Nugraha Mohon Tunggu... Editor - Seminaris

Seminaris Seminari Mertoyudan St.Petrus Canisius

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Kepingan Baru

23 Maret 2024   09:34 Diperbarui: 29 Maret 2024   19:45 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Pribadi/Rendra

Tanpa bantuan sebuah lampu pun aku bisa menghayati ruangan sekitar dengan nada musik yang melantun mengalahkan keheningan purnama yang tengah menemani kami dalam bayangan yang minor. Malam yang harmonis ini terus menemani kami hingga fajar mulai merekah.

Pagi itu aku terlempar dari lelapnya tidurku. Aku terlelap di ruangan ini. Pria itu tengah berdiri, mengenakan jaketnya lalu mengambil gitar kecilnya.

"Bapak mau ke mana?"

"Aku mau berangkat bekerja."

"Bekerja?"

"Ngamen."

"Saya ingin ikut."

"Kamu tunggu di sini saja. Aku akan kembali pukul sepuluh."

***

Langit sudah membiru, biru yang cerah. Aku masih berada di ruangan ini. Bosan. Kesepian batin melamunkan fisikku. Di ruangan ini hanya ada satu ranjang di pojok. Hanya itu saja. 

Aku mencoba keluar dari ruangan ini lalu keluar menuju terminal. Hanya ada lalu lalang bus dan angkutan kota saja. Hidupku ini seolah tidak ada artinya setelah aku kehilangan mereka. Aku kembali ke ruangan itu. Aku menjatuhkan tubuhku di ranjang ditemani oleh kehampaan nasib seorang anak yang kehilangan segalanya. Sekarang aku tengah belajar. Belajar menerima. Belajar menjadi hal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun