Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pemberontakan Baby Boomer (3), 4 Mei 1970 Tewasnya 4 Mahasiswa Universitas Kent

25 September 2025   09:51 Diperbarui: 25 September 2025   09:51 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Empat mahasiswa Universitas Negeri Kent yang tewas ditembak Garda Nasional Ohio 4 Mei 1970- Foto: https://www.kent.edu/news/

Tin soldiers and Nixon's comin'/We're finally on our own/This summer I hear the drummin'/Four dead in Ohio. Lirik lagu bertajuk "Ohio" ditulis oleh Bing Crosby Stills, Nash & Young  dirilis Juni 1970. Lagu yang didedikasi atas gugurnya empat mahasiswa Universitas Negeri Kent pada 4 Mei 1970

Pada 4 Mei 1970 tentara Amerika Serikat (Garda Nasional Ohio)  bersenjata api memberondong sekelompok mahasiswa di Universitas Negeri Kent di negara bagian Ohio,menyebabkan empat mahasiswa tewas   dan melukai  sembilan  orang lainnya, ketika mereka melakukan aksi unjuk rasa di kampusnya. Peristiwa itu dinilai merusak Amandemen Pertama Undang-undang Dasar Amerika Serikat sendiri tentang kebebasan berbicara.

Insiden itu- banyak pihak menyebutnya sebagai pembantaian-menjadi reaksi yang  paling terburuk dilakukan  otoritas Amerika Serikat (AS) terhadap aksi unjuk rasa kaum muda dari generasi baby boomer sejak 1960-an dan menjadi catatan kelam dalam sejarah negeri itu.

Demonstrasi mahasiswa pada 1960-an dan memuncak pada 1968, rupanya tidak mengubah kebijaksanaan intervensi militer AS di Vietnam Selatan.

Baca: Pemberontakan Baby Boomer 2  

Pada 30 April 1970, Presiden Richard Nixon menyampaikan melakukan invasi terhadap Kamboja dengan tujuan menghentikan jalur utama pasokan senjata Vietnam Utara. Kebijakan melakukan invasi ini bahkan belum mendapatkan persetujuan kongres, yang seharusnya diajak kalau pemerintah menyatakan perang.

Tentu saja hal ini memicu aksi unjuk rasa aktivis anti perang yang sangat agresif terutama di kalangan mahasiswa.   Salah satu di antaranya para mahasiswa dari Universitas Negeri Kent di negara bagian Ohio.

Para demonstran kebanyakan dari generasi baby boomers ini memulai aksi protes di lapangan berumput luas tengah kampus yang bernama Commons, Jumat 1 Mei 1970.

Lapangan itu secara tradisi memang tempat mahasiswa melakukan aksi teaterikal, unjuk rasa atau kegiatan massal. Nah, pada hari para orasi-orasi yang mengecam kebijakan Pemerintah Nixon bergema.

Nah, malam harinya pusat kota Kent yang biasanya damai. Mahasiswa kerap juga melakukan sosialisasi aspirasi mereka  di bar-bar. Namun malam itu tiba-tiba jadi hingar bingar dengan terjadinya konfrontasi antara polisi dan pengunjuk arasa dengan sebab yang simpang siur.

Namun menurut sebuah artikel di laman Kent Edu disebutkan api unggun menyala di jalan-jalan, mobil-mobil dihentikan dan ada yang melempari mobil polisi dengan botol. Seluruh polisi di kota itu diminta bertugas. Baca: Kent Edu  

Wali Kota Kent Leroy Satrom mengumumkan keadaan darurat. Wali Kota meminta bantuan Gubernur James Rhodes untuk meminta bantuan.

Namun keputusan untuk menutup bar lebih awal justru mendorong  massa lebih marah. Polisi menghalau  massa dengan gas air mata, tetapi kemudian mereka bergerak ke kampus.  

Nah, Wali Kota Kent dan pejabat kota lainnya, serta perwakilan Garda National Ohio yang dikiirm ke Kent mengadakan pertemuan pada Sabtu, 2 Mei 1970.  Rupanya para pejabat ini khawatir suasana jadi chaos. Satrom memohon bantuan Gubernur Ohio kirim Garda Nasional ke Kent.

Malamnya sekitar pukul 22.00, Garda Nasional Ohio tiba di Kent.  Mereka menyaksikan Gedung Kayu ROTC yang bersisian dengan lapangan Commons terbakar.  Di sana ada sekira seribu pengunjuk rasa mengepung gedung itu.

Masih kontrovesi siapa yang bertanggungjawab terhadap kejadian itu.  Pemadam kebakaran  yang akan memadamkan api dihalangi dan massa bersorak-sorak.

Keesokan harinya 3 Mei sekira seribu anggota Garda Nasional menduduki kampus. Pada hari minggu yang cerah itu suasana mirip zona perang militer. Ini di kampus, loh!  Beberapa  mahasiswa berbicara ramah dengan Garda Nasional.

Namun kedatangan Gubernur James Rhodes membuat susana tenang kembali menjadi menegangkan.  Gubernur ini mengeluarkan  pernyataannya yang provokatif. Salah satu pernyataannya itu  menuding para pengunjuk rasa sebagai manusia buruk Amerika dan kekuatan hukum akan digunakan untuk menangani mereka.

Gubernur ini menyatakan mencari perintah pengadilan untuk mengumumkan keadaan darurat, sayangnya tidak dilakukan. Yang terjadi para pejabat Garda Nasional dan Universitas Negeri Kent mendapat kabar sudah keadaan darurat militer: aksi unjuk rasa dilarang. Konfrontasi pecah  malam hari, batu, gas air mata dan penangkapan membuat suasana kampus jadi tegang.

Tengah Hari Yang Naas

Pemimpin mahasiswa sudah menyerukan aksi unjuk rasa akan dilakukan siang hari Senin 4 Mei 1970.  Sekitar 500 demonstran berkumpul di tempat yang disebut Lonceng Kemenangan di salah satu sudut Lapangan Commons. Itu para pelaku unjuk rasa.

Lainnya ,seribu orang lagi seperti menjadi pemandu sorak mendukung pengunjuk rasa yang aktif.  Ada lagi 1.500 masa yang hanya menjadi penonton di sekeliling lapangan.  Demonstrasi sendiri menjadi ramai, tetapi  berlangsung damai.

Di seberang Common, di bekas ROTC yang terbakar berdiri sekira seratus anggota Garda Nasional Ohio membawa senjata militer M-1 Garand berisi peluru-peluru mematikan.

Nah, suasana berubah menjadi petaka pada tengah hari, dimulai dengan   Jenderal Canterbury memerintahkan para demonstran bubar. Seorang petugas polisi Kent State yang berdiri di samping Garda Nasional menyampaikan pengumuman menggunakan pengeras suara di atas jip yang dibawa Garda Nasional melintasi Commons.

Hal ini membuat massa marah dan melempari jip dengan batu hingga mundur. Canterbury memberi perintah para serdadunya mengisi dan mengunci senjata mereka. Tabung gas air mata pun ditembakan  ke areal Lonceng  Kemenangan.

Garda Nasional mulai berbaris melintasi Commons untuk membubarkan demonstrasi. Para demonstran mendaki bukit curam, yang dikenal sebagai Blanket Hill. Mereka menuruni sisi lain bukit menuju tempat parkir Prentice Hall serta lapangan latihan sepak bola di sebelahnya.

Sebagian besar anggota Garda Nasional mengikuti para mahasiswa secara langsung dan segera mendapati diri mereka terjebak di lapangan latihan sepak bola karena dikelilingi pagar.

Teriakan dan lemparan batu mencapai puncaknya saat Garda Nasional tetap berada di lapangan selama sekitar 10 menit. Beberapa anggota Garda terlihat berkerumun, dan beberapa berlutut sambil mengarahkan senjata mereka, tetapi tidak ada tembakan saat itu.

Garda kemudian mulai menelusuri kembali langkah mereka dari lapangan latihan sepak bola kembali ke Bukit Blanket. Setibanya di puncak bukit, 28 dari lebih dari 70 anggota Garda tiba-tiba berbalik dan menembakkan senapan dan pistol mereka.

Banyak anggota Garda yang menembak ke udara atau ke tanah. Namun, sebagian kecil menembak langsung ke kerumunan. Total, antara 61 dan 67 tembakan dilepaskan dalam periode 13 detik.

Empat mahasiwa Kent meninggal akibat tembakan itu. Yang pertama adalah Jeffrey Miller. Anak muda kelahiran 28 Maret 1950 ini  ditembak di mulutnya saat berdiri di area parkir Pretince Hall, dengan jarak 270 kaki (sekitar 80 meter) dari Garda Nasional.

Yang kedua, seorang mahasiswi bernama Allison Beth Krause berada di tempat parkir Prentice Hall.  Perempuan kelahiran 23 April 1951 ini posisinya  berada 330 kaki dari Garda Nasional. Dia  tertembak di sisi kiri tubuhnya.  

Krause lulusan John F. Kennedy High School pada 1969, awalnya mengambil kelas seni dan pendidikan. Dia bercita-cita untuk mengajar seni bagi anak-anak menyandang disabilitas.

Korban ketiga adalah William Knox  Schroeder  tertembak di punggung kkirinya dari jarak sekitar 110 meter di area parkir Prentice Hall. Pria kelahiran 20 Juli 1950 ini

Keempat adalah mahasiswi Sandra Lee Scheuer juga berada sekitar 390 kaki  di dekat Schroder tertembak, Sebuah peluru menembus sisi depan kiri leher perempuan kelahiran 11 Agustus 1949 ini.

Keempat korban itu masih muda-muda, tingkat pertama atau tingkat kedua, jelas dari generasi Baby Boomer.

Headline New York Times tentang peristiwa 4 Mei 1970- Foto: https://patrickwitty.substack.com/p/the-massacre-at-kent-state-university
Headline New York Times tentang peristiwa 4 Mei 1970- Foto: https://patrickwitty.substack.com/p/the-massacre-at-kent-state-university

Sembilan mahasiswa Kent State terluka dalam rentetan tembakan berdurasi 13 detik. Sebagian besar mahasiswa berada di area parkir Prentice Hall, tetapi beberapa berada di area Blanket Hill.

Di antara yang terluka paling parah alah Dean Kahler, berusia 19 tahun umpuh seumur hidup akibat cedera tulang belakang. Dean beradaptasi dengan kursi roda, kembali ke Kent State untuk menyelesaikan kuliahnya, dan meniti karier di bidang pelayanan publik.

Seorang saksi mata penembakan, Ginny Rickard, yang tidak terlibat dalam protes tersebut, menceritakan kepada BBC betapa terkejutnya ia setelah rentetan tembakan dilepaskan.

Mulanya Rickard  mengira Garda Nasional menggunakan peluru kosong. Dia belum percaya Garda Naisonal sungguh-sungguh menembak,

"Ketika Anda melihat mayat-mayat ditandu ke dalam ambulans, saya pikir saat itulah orang-orang benar-benar percaya hal itu terjadi, dan saat itulah orang-orang benar-benar mulai terpecah belah. Gadis-gadis bergerak sambil menangis histeris dan hal utama yang Anda dengar adalah orang-orang berteriak 'mengapa?'" ujar Rickard.

Pertanyaan terpenting yang berkaitan dengan peristiwa 4 Mei adalah mengapa anggota Garda Nasional menembaki kerumunan mahasiswa tak bersenjata?

Dua jawaban yang sangat berbeda telah diajukan untuk pertanyaan ini:

(1) para anggota Garda Nasional menembak untuk membela diri  hinga penembakan tersebut dibenarkan

(2) para anggota Garda Nasional tidak berada dalam bahaya langsung, dan oleh karena itu penembakan tersebut tidak dapat dibenarkan.

Jawaban yang diberikan oleh para anggota Garda Nasional adalah bahwa mereka menembak karena mereka takut akan nyawa mereka sendiri.

Para anggota Garda Nasional bersaksi di hadapan berbagai komisi investigasi maupun di pengadilan federal bahwa mereka merasa para demonstran bergerak maju ke arah mereka. Mereka merasa terancam dan harus membela diri.  

Pengadilan pidana dan perdata federal telah menerima posisi para anggota Garda Nasional. Dalam persidangan pidana federal tahun 1974, Hakim Distrik Frank Battisti menolak kasus terhadap delapan anggota Garda Nasional yang didakwa oleh dewan juri federal.

Ia memutuskan di tengah persidangan bahwa dakwaan pemerintah terhadap para anggota Garda Nasional begitu lemah sehingga pihak pembela tidak perlu mengajukan pembelaan.

Dalam persidangan perdata federal pada 1975 yang jauh lebih panjang dan kompleks, juri memutuskan dengan suara 9-3 bahwa tidak ada satu pun anggota Garda Nasional yang bertanggung jawab secara hukum atas penembakan tersebut.

Namun, keputusan ini diajukan banding, dan Pengadilan Banding Sirkuit Keenam memutuskan bahwa persidangan ulang harus diadakan karena penanganan ancaman terhadap seorang anggota juri yang tidak tepat.

Akibat hukum dari penembakan 4 Mei berakhir pada Januari 1979 dengan penyelesaian di luar pengadilan yang melibatkan pernyataan yang ditandatangani oleh 28 terdakwa, serta penyelesaian uang kompensasi. Para anggota Garda Nasional beserta pendukung mereka memandang hal ini sebagai pembenaran terakhir atas posisi mereka.

Penyelesaian finansial tersebut menyediakan USD675.000 kepada para siswa yang terluka dan orang tua dari para siswa yang tewas. Uang ini dibayarkan oleh Negara Bagian Ohio, bukan oleh Garda Nasional mana pun, dan jumlahnya setara dengan perkiraan Negara Bagian untuk biaya persidangan ulang.

Mungkin yang terpenting, pernyataan yang ditandatangani oleh anggota Garda Nasional Ohio dianggap oleh mereka sebagai pernyataan penyesalan, bukan permintaan maaf atau pengakuan atas kesalahan.

Dampak Peristiwa Tragedi Universitas Negeri Kent

Pada 4 Mei itu juga Presiden Nixon menyampaikan penyesalannya atas kematian empat mahasiswa di Kent State University. Dia mengatakan  perbedaan pendapat berubah menjadi kekerasan, hal itu mengundang tragedi."

"Saya berharap insiden tragis dan malang ini akan memperkuat tekad seluruh kampus, administrator, fakultas, dan mahasiswa di negara ini untuk berdiri teguh membela hak yang ada di negara ini untuk melakukan perbedaan pendapat secara damai dan sama tegasnya menentang penggunaan kekerasan sebagai sarana ekspresi tersebut," ujar Nixon seperti dilansir New York Times. 

Namun di mata para aktivis Presiden Nixon, di depan umum, pernah menyebut para pengunjuk rasa di Kent State University sebagai "gelandangan." Ia tidak pernah, di depan umum, menyampaikan sepatah kata simpati kepada para korban tewas dan luka di Kent State

H. R. Haldeman, seorang ajudan utama Presiden Richard Nixon, berpendapat bahwa penembakan itu berdampak langsung pada politik nasional. Dalam The Ends of Power, Haldeman (1978) menyatakan bahwa penembakan di Kent State mengawali kejatuhan Nixon sebelumanya terjadinya Skandal atergate, yang akhirnya menghancurkan pemerintahan Nixon.

Di luar dampak langsung dari 4 Mei, penembakan itu tentu saja melambangkan perpecahan politik dan sosial yang mendalam yang begitu tajam memecah belah negara selama era Perang Vietnam.

Baca: Shapell

Dampak penembakan tersebut bukan meredakan aksi unjuk rasa tetapi juga meluas ke mahasiswa di seluruh negeri. Peristiwa tersebut memicu pemogokan mahasiswa nasional yang akhirnya memaksa ratusan perguruan tinggi dan universitas untuk tutup.

Pemogokan mahasiswa pertama di negara itu adalah akibat dari tragedi 4 Mei dan bukan tindakan Presiden Nixon di Kamboja, seperti yang awalnya diperkirakan banyak orang.

Setelah Presiden Nixon mengumumkan rencana untuk memperluas aksi militer ke Kamboja pada  30 April 1970, setidaknya 760 kampus berpartisipasi dalam berbagai cara dengan pemogokan dan boikot yang melanda kampus-kampus dengan kecepatan 20 kali per hari.

Setelah peristiwa 4 Mei, aktivitas pemogokan meningkat menjadi 100 kampus atau lebih per hari selama empat hari berikutnya. Pada akhir dua minggu pertama Mei, pemogokan telah meluas ke hampir 900 kampus di setiap negara bagian kecuali Alaska.

Jutaan mahasiswa, banyak di antaranya belum pernah berpartisipasi dalam gerakan antiperang sebelumnya, ikut ambil bagian.  Bahkan melibat perguruan tinggi kecil yang sebelumnya tidak terliabat protes anti perang.

Pemogokan, aksi, dan acara diorganisir dan dilaksanakan di setiap kampus tanpa  melibatkan dari organisasi hak-hak sipil atau antiperang nasional yang besar. Pemogokan ini reaksi spontan dan murni dari kalangan mahasiswa.

Pemogokan berakhir dengan berbagai cara dan waktu. Di beberapa sekolah, ujian akhir dan kegiatan wisuda dibatalkan. Di sekolah lain, upacara wisuda tetap diadakan, tetapi mahasiswa memanfaatkan upacara ini sebagai ruang untuk melanjutkan protes mereka.

Pada acara wisudapembicara mahasiswa menyampaikan pesan-pesan antiperang dan mereka yang hadir mengenakan ban lengan hitam atau menolak mengenakan atribut akademik tradisional.  Pada akhir tahun ajaran 1970, pemogokan berakhir di mana-mana dan aktivitas kampus yang intensitasnya kembali pulih.

Pemogokan mahasiswa nasional ini belum pernah terjadi sebelumnya dalam skalanya dan merupakan bukti inspiratif akan kekuatan kaum muda untuk mendobrak politik di tingkat nasional dan mendesak agar keprihatinan mereka diakui.

Baca: Amanda Miller 

Sebagai catatan, belum reda akibat peristiwa 4 Mei, Amerika Serikat diguncang tragedi lain. Pada  14 Mei terjadi penembakan di kampus yang mengakibatkan kematian dua mahasiswa Afrika-Amerika dan melukai 12 lainnya di Jackson State University di Mississippi.

Kali ini, petugas penegak hukum menembakkan lebih dari 150 peluru dalam 30 detik ke sebuah asrama. Rupanya para penegak hukum ini  menanggapi pengaduan bahwa pemuda Afrika-Amerika melemparkan batu ke pengendara kulit putih dan sebagai balasan atas lemparan batu bata dan batu ke arah polisi ketika mereka tiba.

Kedua insiden ini---terutama penembakan di Kent State---memicu lonjakan aktivisme antiperang yang belum pernah terjadi sebelumnya di seluruh Amerika Serikat.

Peristiwa ini memaksa  Lydon B. Johnson untuk mundur dari pencalonan kembali. Mantan Presiden AS (1965-1969) ini lah yang dinialai bertanggungjawab atas agresivitas militer AS di Vietnam.

Membesarnya "Gerakan" mempercepat berakhirnya wajib militer selektif dan Perang Vietnam. Namun di sisi lain peristiwa ini juga mendorong reaksi patriotik konservatif terhadap Gerakan dan budaya tandingannya yang berujung pada menguatnya "Mayoritas Diam".

Nixon dinyatakan  kemenangan telak dalam pemilihan presiden 1972 atas kandidat pasifis sayap kiri dari Partai Demokrat, George McGovern. Momen krusial dalam reaksi tersebut terjadi pada 8 Mei 1970, ketika sekitar 200 pekerja konstruksi bertopi baja menyerang demonstran mahasiswa di New York City dengan pipa timah.

Pada Juni 1970, Nixon membentuk Komisi Presiden untuk Kerusuhan Kampus (lebih dikenal sebagai Komisi Scranton) untuk menyelidiki penembakan di Kent State dan Jackson State serta kekerasan kampus secara umum.

Laporan komisi tersebut, yang diterbitkan pada bulan September, menyimpulkan bahwa "penembakan tanpa pandang bulu" oleh Garda Nasional adalah "tidak perlu, tidak beralasan, dan tidak dapat dimaafkan".

Namun komisi juga menyatakan  tindakan "kekerasan dan kriminal" oleh para demonstran turut menyebabkan tragedi tersebut. Laporan itu memperingatkan agar tidak alagi  menggunakan senapan berpeluru di masa mendatang untuk menghadapi demonstran mahasiswa.

Pada Oktober 1970, dua puluh empat mahasiswa dan satu anggota fakultas ("Kent 25") didakwa secara pidana atas tindakan yang berkaitan dengan peristiwa di Kent State, terutama yang berkaitan dengan pembakaran gedung ROTC.

Dewan juri yang mengajukan dakwaan tersebut tidak mendakwa satu pun anggota Garda Nasional, dengan menyatakan bahwa mereka "menembakkan senjata mereka dengan keyakinan yang jujur dan tulus.  Para angota Garda Nasional  akan menderita cedera tubuh yang serius jika tidak melakukannya.

Pada November--Desember 1971, dua terdakwa mengaku bersalah atas tuduhan kerusuhan, seorang terdakwa lainnya dihukum karena mengganggu petugas pemadam kebakaran, seorang terdakwa lainnya dibebaskan, dan dakwaan terhadap terdakwa lainnya dibatalkan karena kurangnya bukti.

Baca: Britannica

Sementara itu terdapat bukti yang saling bertentangan mengenai siapa yang bertanggung jawab atas keputusan pelarangan demonstrasi siang hari pada t4 Mei.

Dalam persidangan perdata federal pada1975, Jenderal Robert Canterbury, pejabat tertinggi Garda Nasional, bersaksi bahwa terdapat konsensus luas bahwa demonstrasi tersebut harus dilarang karena ketegangan yang ada dan kemungkinan kekerasan akan kembali terjadi.

Canterbury selanjutnya bersaksi bahwa Presiden  Universitas Kent State, Robert White, telah secara eksplisit memberi tahu Canterbury bahwa demonstrasi apa pun akan sangat berbahaya.

Sebaliknya, White bersaksi bahwa ia tidak ingat percakapan apa pun dengan Canterbury mengenai pelarangan demonstrasi tersebut.

Sejarah mencatat Perang Vietnam berdampak besar pada masyarakat AS, mulai dari disahkannya Resolusi Kekuasaan Perang yang membatasi kewenangan presiden untuk mengirim pasukan ke medan pertempuran yang berkepanjangan tanpa persetujuan Kongres. Perang Vietnam ini juga mengukuhkan kampus-kampus di negari Akang Sam ini  sebagai pusat aktivisme mahasiswa.

Secara resmi Perang Vietnam berakhir ketika Amerika Serikat dan Vietnam Utara menandatangani perjanjian perdamaian pada Januari 1973. Pemerintah AS mulai letih karena demonstrasi yang terus menerus teradi.  Sejarah mencatat Saigon pun jatuh pada 30 April 1973 dan Vietnam bersatu (Bagian Ketiga dari Tiga Tulisan).

Irvan Sjafari

Sumber tulisan Pemberontakan Baby Boomer 1-3

https://www.kompas.com/stori/read/2022/01/11/080000279/perang-vietnam-latar-belakang-keterlibatan-as-akhir-dan-dampak?page=3

https://www.kent.edu/may-4-historical-accuracy

https://www.kent.edu/may4kentstate50/stories-survivors

https://www.kent.edu/news/kent-state-remembers-events-may-4-1970

 https://www.georgiaencyclopedia.org/articles/history-archaeology/student-movements-of-the-1960s/ 

Huff, Christopher. "Student Movements of the 1960s." New Georgia Encyclopedia, last modified Jul 13, 2020. https://www.georgiaencyclopedia.org/articles/history-archaeology/student-movements-of-the-1960s/

Originally published Jun 1, 2007Last edited Jul 13, 2020

https://www.cbglcollab.org/1968-in-europe-youth-movements-protests-and-activism 

Colin Barker, "Some Refections on Student Movements of The 1960s and Early 1970s dalam Memoria a actualidade dos movimentos Etidantis  2008  Revista Critica deCiancias Sociaishttps://journals.openedition.org/rccs/646

https://www.britannica.com/event/events-of-May-1968

https://www.britannica.com/topic/New-Left

https://www.marxists.org/history/etol/newspape/isj/1968/no033/buddeberg.htm

https://www.nytimes.com/2024/08/19/us/dnc-1968-chicago-protests.html

https://www.bbc.com/news/articles/c8jl0p4vklyo

https://www.britannica.com/event/Chicago-Seven-law-case

https://dossiers-bibliotheque.sciencespo.fr/voir-plus-loin-que-mai-les-mouvements-etudiants-dans-le-monde-en-1968/background-68-student

  https://www.census.gov/content/dam/Census/library/publications/1969/demo/p20-190.pdf

https://merdika.id/revolusi-mei-1968-ketika-kaum-muda-dan-pekerja-mengguncang-prancis/

https://depts.washington.edu/moves/antiwar_may1970.shtml

Sumber Foto:

Main Foto:  https://www.kent.edu/news/kent-state-remembers-events-may-4-1970

Foto 2: https://patrickwitty.substack.com/p/the-massacre-at-kent-state-university May AnnVechio 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun