Selamat Jalan Kawan, Sampai Kita Bertemu Lagi
Bandung, Pasirkaliki, Â Rabu 12 Februari 1958Â
"Widy! Syafri! Daus!" Ayahnya Syafri segera menyambut kedatangan mereka dengan wajah cemas. Juga ada ibunya Syafri. Â Di situ sudah ada Angku Mansyur yang mendadak datang ke Bandung. Azrul dan Norma juga datang membawa anaknya yang masih kecil. Ada sejumlah paman dan sepupu Syafri lainnya.
Rapat keluarga. Wajah mereka tampak murung.
Widy memandang Syafri.  Lalu  menatap ke arah Angku setelah mencium tangannya, lalu tangan ayah dan ibu Syafri. Akhirnya Syafri pun ikut.
"Medina ke Bandung juga? Lutfi?"
"Itulah masalahnya kita rapat. Hanief Andrian, Sofyan, Medina, Lutfi dan berapa Angku bergabung dengan Letkol Ahmad Husein dan Syafrudin Prawiranegara," ujar Angku Mansyur.
Mereka duduk di ruang tamu sambil menikmati teh telur panas menghangatkan tubuh di kala dingin.
"Aku mendengar Husein mendeklarasikan Piagam Perjuangan dan Ultimatum lima hari. Mereka meminta antara lain Hatta dan Sri Sultan berbuat untuk menyelamatkan negara," kata Syafri.
"Burhanuddin dan sejumlah ulama Ninik Mamak juga ikut," kata Angku Mansyur kelihatan bersedih karena anak bungsunya dikabarkan jadi milisi.