Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Rahasia Rasa, Misteri Mustika Rasa, Pencarian Jati Diri

21 Februari 2025   00:09 Diperbarui: 21 Februari 2025   00:09 1323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adegan dalam film Rahasia Rasa-Kredit Foto: https://www.popbela.com/relationship/dating/natasha-cecilia-anandita/

Dari departemen kasting, Slamet Rahardjo dan Yati Surachman menunjukkan kelasnya sebagai bintang film senior.  Walaupun menjadi nenek desa yang bersahaja Yati sudah biasa melakukannya.

Valeria Thomas pas sih jadi perempuan kota yang hidup bebas dan rapuh sepertinya terkesan  bertentangan dengan prinsip ayahnya. Jerome Kurnia memerankan karakter yang cukup sulit, yang emosinya berubah 180 derajat.  Namun Hanung pandai dalam hal ini mengarahkan pemainnya. 

Yang agak mengesankan ialah Nadya Arina memerankan gadis desa yang menurut saya keluar dari cita rasa sinetron yang menggambarkan gadis desa itu identik dengan kambing, rambut tidak modis,  pakaian daster. 

Tidak demikian, Tika di sini sudah pegang ponsel cerdas, rambut dan busana modis, walau tomboi tidak segan menghajar preman kampung.

Bukankah realitasnya begitu? Gadis desa era millennium dan digital  bukan gadis desa era 1970-an hingga 1980-an (bolehlah hingga 1990-an)  seperti  film "Perawan Desa" yang diperankan Yati Surachman ketika masih muda.

Bahkan orang kampung juga ketularan tren swafoto dengan orang yang mereka sebagai chef terkenal. Tidak norak, tetapi memang demikian. Bahkan kehadiran chef itu jadi juru masak yang membantu warung itu jadi viral dan membuatnya masuk akal mengapa Subroto dan Dinda mengetahui keberadaannya.

Sinematografinya juga komplit. Bagaimana menyiapkan masakan, memotong bumbu hingga menyajikan detail seperti realitasnya.

Satu-satunya yang saya tidak habis pikir kok bisa ya, anak-anak yang dulu  membully Ressa/Roso dulu tetap menjadi berandalan dan tidak punya masa depan ketika mereka jadi dewasa? Mereka digambarkan suka memeras pedagang sayur.   

Bisa-bisanya mereka mengingat masih Roso dalam sekejab dan kembali membully, bukannya mereka harusnya hitung-hitung kalau menganiaya orang terkenal cepat berurusan dengan hukum? Kok mereka hanya ingat Roso itu anak pelacur bukannya  sudah chef yang orang kampungnya saja bangga?

Produser Arsa Linggih diceritakan mengajak seorang menteri di era Jokowi ikut bermain film sebagai cameo. Hal yang biasa, bukankah Ridwan Kamil sebagai Wali Kota juga jadi cameo dalam "The Wedding dan Bebek Betutu" (2015) juga tentang kuliner dan juga dalam film "Dilan 1990"? Entah sudah berapa film.  Juga sejumlah pejabat lain.

Secara keseluruhan walau ada berapa lubang, film produksi kolaborasi Anak Muda Jago dan Dapur Film iini membuktikan film Indonesia semakin variasi.  Bukan saja film pencarian jati diri, yang berlatar belakang sejarah dan politik, tetapi juga membalutnya dengan misteri. "Rahasia Rasa" juga mempunyai sikap terhadap nasionalisme dan mencari kebenaran dengan caranya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun