Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Dua Pendatang Misterius Lima Belas

17 Februari 2024   09:25 Diperbarui: 17 Februari 2024   09:27 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di halaman sebuah SMA Negeri di Cihampelas, Adinda keluar sekolah bersama gengnya.  Bu Mia menyalaminya begitu keluar kelas karena dia dapat undangan untuk kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Hayati ITB  tanpa test dengan beasiswa penuh.  

Salah seorang guru besarnya, Profesor Dian Nugrahini mengantar surat itu menunggu dengan wajah harap.  Rapat para staf pengajar menangkap bakat siswa ini Adinda mengangguk tersenyum dengan sopan menerima surat itu.

"Terima kasih Bu, saya tidak akan sia-siakan kesempatan untuk saya!" Adinda memeluk guru besar itu.  

Bu Mia bersorak. Teman-teman Adinda menyalami dengan gembira.

Dian berbisik pada Bu Mia. "Ujian sekolah hanya prosedur saja bagi dia. Pengetahuannya soal biologi terbukti seperti ucapan Ibu, sama dengan tingkat tiga kami. Rekomendasi bukan saja dari Pak Faisal Firdaus, tetapi juga dari pakar biologi dari universitas di Amerika yang ingin Adinda sekolah di tempat mereka."

Masalahnya, Bu Nursanti, Oma Adinda dan Ananda tidak mengizinkan.  Dia masih trauma hilangnya Sundari dan Rivai. "Oh, tidak, terima kasih! Cucu saya harus kuliah di Bandung!" katanya tegas melalui ponsel dari perwakilan Harvard.  Emma adik Sundari mendengar itu merasa lega.


Mereka bersorak ketika Adinda pulang dan menunjukkan surat undangan.

Adinda dan Ananda menonton televisi setelah mandi dan menyantap cemilan batagor.  Berita tentang runtuhnya sepertiga sebuah tower apartemen hingga serangan berbagai binatang jadi viral menutup isu klonning dirinya dan sejumlah perempuan. Bahkan kera-kera itu menjarah villa-villa yang ada di KBU.

Para BRIN hingga Menristek Dikti Faisal Firdaus sibuk dengan serangga aneh yang menghabiskan 90 persen sampah organik di Bandung hingga penyerangan berbagai hewan di apartemen KBU, serta lahan apartemen yang ternyata berdiri di tanah rapuh.  Pengembang mengabaikan peringatan ahli lingkungan.  

"Untuk sementara apartemen ditutup sampai ada penyelidikan aman!"  Perintah Wali Kota Bandung Farhan Nurdiansyah.

Masalah lain pengembang, penghuninya menolak kembali dan mereka menuntut ganti rugi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun