Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Dua Pendatang Misterius Lima Belas

17 Februari 2024   09:25 Diperbarui: 17 Februari 2024   09:27 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
: https://kaltim.tribunnews.com/2017/04/07/ratusan-kera-serbu-rumah-dan-perkebunan-warga-di-sukoharjoInput sumber gambar

Lima Belas

Goro-Goro

Pagi-pagi Urip Sudirman dibangunkan oleh Iskandar, Kepala Biro Bandung Membaca Indonesia untuk membantu liputan di kota itu, Masalah sampah.

"Ah, bukannya sampah menumpuk di Kota Bandung sudah biasa jadi masalah, bukan berita lagi dong Kang!" Urip langsung menelepon.

"Euuy! Kalau sampah menumpuk sih sudah masalah puluhan atuuh!  Tetapi pagi-pagi ini sampah organik seluruh kota hilang! Sampah non organiknya tersisa, tetapi sudah bolong-bolong!"


"Aah! Bukannya itu tanda program Kang Pisman sudah berjalan lancar?"

"Nah itu dia, di tempat kompos pun sampah organik  hilang! Bukan itu saja, petugas kebersihan menemukan kulit-kulit tikus berserakan tanpa isi tubuh bersih dan tak berbau, jumlahnya ribuan!"

Urip segera bergegas ke Balai Kota Bandung. Taufik Mulyana, Wali Kota Bandung Farhan Nurdiansyah mengadakan konferensi pers mendadak bersama Dandim, Kapolres Bandung, Kepala Dinas terkait.  Mereka bukan senang tapi takut.

"Makanan sisa di meja pun hilang!" bisik seorang wartawan.

"Ya, kamu harusnya senang dong! Makanan ini nggak busuk dan ada yang makan! Harusnya makan tanpa sisa!"

Para wartawan tampaknya serius. Urip melihat mereka sangat khawatir dan bukannya senang hidup tanpa sampah.

"Kami harap kalian tidak buat panik masyarakat! Presiden sudah tahu! Menteri Kesehatan, Menteri Lingkungan Hidup sedang berangkat ke Bandung!" ujar Farhan.

"Bukannya senang Bandung tanpa sampah?"  celetuk seorang wartawan.

Farhan yang ditunjuk jadi juru bicara memutar slide di layar yang sudah disediakan.  Tampak sejumlah serangga aneh berjumlah ribuan keluar dari sebuah TPS di kawasan Cipaku Indah, Cicendo, Buah Batu lalu masuk got.

"Kita nggak tahu serangga itu berbahaya atau tidak! Peneliti ITB dan Unpad sama-sama bilang tidak ada spesies itu di Bumi ini!"

"Berbahaya bagi manusia nggak?"

"Sampai saat ini nggak!" jawab Farhan. "Tidak ada laporan kematian di Kota Bandung!"

Rilis segera dibagikan.  Urip merasakan suara di kepalanya.

Berita eksklusifmu ada di Apartemen Parayangan Indah di Kawasan Bandung Utara.  Cipik-cipik sedang menuju ke sana.  Bang Urip sendirian ke sana rekam dengan video sebelum kami musnahkan.

Apartemen yang pendiriannya kontroversial karena menganggu mata air.

Betul. Sebentar lagi Abang akan menjadi saksi keruntuhan pengembang ini. Tak akan ada lagi investasi properti yang merusak lingkungan di wilayah Bandung Utara. Sesuai aspirasi ayah dan ibu kami. Saya janji dalam sehari-semalam, pengembang itu akan bangkrut.

Urip segera bergegas.  Pada saat yang sama Helena menchatnya untuk bertemu di apartemen milik kawannya.

Aku sendirian di sini diminta menjaga apartemen. Kamu temenin ya?

Lagi liputan?

Nanti kalau ada liputan keluar bareng, aku ikut yaa.

Baru saja hendak membalas.  Terdengar suara.

Liputan Abang di situ. Bawa Laptop kan?

Iya. Ada di ransel. Lalu aku ngapaian saja?

Banyak dapat cerita. Sekaligus bersenang-senang bersama Helena.

Urip menggunakan ojek daring untuk segera tiba di apartemen.  Dua orang satpam dengan wajah galak mencoba menahannya, karena pengelola sudah alergi para wartawan.  Urip memang memakai ID Wartawan.

Mereka menanyakan bahwa keberadaan apartemen semakin menyulitkan warga untuk mendapatkan air bersih.

Terdengar suara Adinda.

Aku mengawasi. Kami akan membereskan dua herder pengembang itu dengan cara alam membalas manusia.

Baca: Dua Pendatang Misterius Empat Belas                                              

Baru saja dua satpam itu mendekat sejarak dua meter entah dari mana dua ekor anjing jenis herder masing-masing menyerang seorang satpam.

Urip sebenarnya takut.  Dua remaja mirip Adinda sudah digerbang apartemen dengan mata tajam menatap. Mereka mengendalikan pikiran anjing-anjing itu.

Salah satu di antara mereka masuk dalam pikiran Urip ada mengendalikan untuk memungut akses lift yang bisa ke semua lantai sesukanya.

Pemilik dua anjing Kolonel  Darius panik, dia juga penghuni apartemen sedang membawa jalan-jalan anjingnya.  Para satpam ikut membantu, tetapi dari arah luar berlompatan anjing-anjing lain memagar Urip agar tidak bisa disentuh satpam.

Ada sekitar sepuluhan ekor anjing dari berbagai jenis herder, Siberian Huskies, dobberman kompak menjadi liar menyerang satpam ingin menyentuh Urip.

Baru di lantai lobby yang kosong Urip dapat berita utama cipik-cipik memasuki Gedung mengejar-ngejar tikus-tikus membuat suasana gaduh resepsionis dan satpam tersisa panik.

Mereka hanya bisa menatap Urip yang bersiul-siul masuk lift, setelah mendapatkan gambar video ribuan cipik-cipik dan puluhan tikus serang apartemen.

Video itu segera dikirim ke kantor dan segera diedit.  Video kedua wawancara Urip dengan Mister Danny Yuen seorang pengusaha papan atas Hongkong turun dari lift dengan ketakutan.

"Apartemen horor, banyak tikus bermunculan di kamar. AC tiba-tiba mati dan ada serangga aneh di kamar," ujarnya dan percakapan itu bersedia direkam.  Urip dapat pernyataan tiga penghuni apartemen yang bicara bersamaan.

Di plaza apartemen terjadi perkelahian seru antara anjing dengan para satpam. Urip sengaja tidak mengambil gambar itu dan hanya membuat berita tikus-tikus  serbu apartemen mewah.  

Salah satu eksekutif pengelola apartemen tergesa-gesa ke lokasi. Karena lima belas menit kemudian tayangan podcast Membaca Indonesia segera menjadi viral.

Baru saja dia datang dan anjing-anjing bisa dilerai, tiba-tiba muncul puluhan kera-kera dari hutan Kawasan Bandung Utara.

Kera-kera ini sudah jadi isu  karena habitatnya tergerus pembangunan memasuki sejumlah lantai di apartemen, memanjat dinding dengan lincah. Mereka membawa lari makanan dengan jeritan penghuninya.

Urip mendapatkan gambar gratis karena di suatu lantai seorang penghuni meminta bantuannya mengusir kera dan dia mendapat wawancara kemarahan penghuni itu seorang perempuan kepada pengelola apartemen.

Semua sistem keamanan mati, karena kabel digigit tikus dan cipik-cipik.  Dari jendela lantai 10 penghuni apartemen yang ditolong Urip menyaksikan lima klonning remaja mirip Adinda berdiri di para apartemen melambaikan tangan kemenangan.

Para satpam nggak bisa berbuat apa-apa, kera-kera itu berdatangan seperti air mengalir. Tak lama televisi dan wartawan lain berdatangan dan ada sesepuh yang menceritakan pelanggaran terhadap kearifan lokal patanjala. Mereka sudah diingatkan.

 Helena membuka pintu dan terkejut Urip bisa masuk tanpa akses dari dirinya.

"Kok nggak bilang sudah sampai, dapat akses dari mana? Sudah di sini saja! Kamu dicari keamanan!"

Urip membuat berita tulis yang didapatnya.  Dia juga dapat wawancara pakai WA dengan sesepuh Bandung Utara dan pakar lingkungan ITB.

Tiga berita ditulis viewernya langsung melejit.  Sementara Tim Bandung Membaca Indonesia yang sebetulnya sudah dapat pelanggaran dokumen Amdal, tetapi karena intimidasi dari beking investor terpaksa diam, kini berani menurunkan.

Setelah menulis berita Helena curhat soal kenakalan kawannya Ganang Wicaksono, serta berapa pria kaya yang one night stand dengan dia.

Urip jadi berhasrat, namun sedikit nuraninya masih menahannya.

"Menikah Yuk Helena!"

Helena mendengarnya malah tertawa ngakak. "Kawin dulu Yuuk!" dia menarik tangan Urip ke salah satu kamar di unit apartemen itu. Helena sengaja memutar musik agar orang dari luar tidak mendengar erangan mereka berdua.

Tanpa itu sebetulnya para keamanan apartemen sudah melupakannya, karena masih sibuk mengusir kera-kera.

"Ada wartawan yang lolos ke dalam!" teriak komandan jaga panik karena dia dihubungi bosnya yang sudah baca berita viralnya.

Namun  dia baru bergerak ke dalam setelah memastikan dua anggotanya yang diserang anjing dan satu lagi dicakar kera diangkut ambulans.  Dia membawa beberapa satpam dnegan rencana menyusur dari lantai ke lantai karena CCTV rusak.

Baru saja masuk lobby, mereka beberapa ekor rusa sedang makan boks  sayuran  yang datang dari truk yang baru diturunkan.  Boks sayuran ini untuk acara makan bersama perayaan HUT apartemen ini nanti malam.  Beberapa ekor rusa lagi makan rumput dan mengoyak-koyak  bunga.

Para wartawan dengan leluasa mengambil gambar fenomena mengerikan itu.  Seorang wartawati menjerit melihat lima ekor ular  menjalar di dekat mereka dan memaksa Komandan Satpam menangkap ular terlebih karena mau masuk ke dalam lobby.  

Butuh setengah jam baru ular-ular itu bisa ditangkap.  Tetapi para kera makin banyak dan makan sudah menjarah buah-buahan dari mobil boks yang sopirnya kabur ketakutan.

Di unit apartemen, Helena dan Urip menikmati mandi shower bersama setelah selesai bercengkerama.  Apa yang terjadi tidak mereka pedulikan.  Keduanya kemudian  mereka berpakaian.

"Aku diminta ikut hadir di rapat manajemen aku mau show di Ciwalk nih. Temenin aku ya, Abang dapat berita eksklusif dengan pemenang Asian Model kenalanku yang jarang mau diwawancarai wartawan, tetapi jangan genit ya!"

Urip mengangguk.

Kemudian keduanya turun bergandeng tangan ke tempat parkir.  Ada satpam yang melihat Urip dan Helena turun. 

Mereka hendak berlari ke arahnya, tetapi baru saja bergerak terdengar teriakan penghuni yang tadinya kari menunjuk pagar apartemen sebelah timur runtuh karena tanahnya longsor diikuti tanah lain.

Urip dapat berita lagi, walau bersama wartawan lain, Setelah dapat bahan dia ikut mobil Helena ke luar halaman sambil melambaikan tangan ke arah satpam yang hendak menangkapnya, tetapi akhirnya memilih melihat tanah yang longsor kian mendekati dinding apartemen salah satu tower.

Penghuni tower itu diungsikan segera dan tepat waktunya dinding tower runtuh. Tanahnya tidak mampu menahan beban.

Urip takut digugat secara hukum.  Namun terdengar suara Adinda.

Tim ahli hukum mereka tidak bisa apa-apa karena mereka  segera digugat tenant di tower yang runtuh dan warga yang tanaman tertimpa runtuhan. Beking mereka tidak bisa berbuat apa-apa.

Cipik-cipik keluar dari apartemen setelah selesai memakan semua sampah dan makanan di menja para penghuni kemudian disemprot api oleh tim kepolisian.  Pekerjaan itu dimudahkan, para klonning mengarahkan gerakan cipik-cipik kea rah semprotan api dengan kekuatan pikirannya.

Manajer pengelola termenung menyaksikan banyak bangkai tikus dengan badan sudah habis berserakan di tiap lantai apartemen tower yang belum runtuh. Para penghuni apartemen ramai-ramai mengungsi.

                                                                       ***  

Di halaman sebuah SMA Negeri di Cihampelas, Adinda keluar sekolah bersama gengnya.  Bu Mia menyalaminya begitu keluar kelas karena dia dapat undangan untuk kuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Hayati ITB  tanpa test dengan beasiswa penuh.  

Salah seorang guru besarnya, Profesor Dian Nugrahini mengantar surat itu menunggu dengan wajah harap.  Rapat para staf pengajar menangkap bakat siswa ini Adinda mengangguk tersenyum dengan sopan menerima surat itu.

"Terima kasih Bu, saya tidak akan sia-siakan kesempatan untuk saya!" Adinda memeluk guru besar itu.  

Bu Mia bersorak. Teman-teman Adinda menyalami dengan gembira.

Dian berbisik pada Bu Mia. "Ujian sekolah hanya prosedur saja bagi dia. Pengetahuannya soal biologi terbukti seperti ucapan Ibu, sama dengan tingkat tiga kami. Rekomendasi bukan saja dari Pak Faisal Firdaus, tetapi juga dari pakar biologi dari universitas di Amerika yang ingin Adinda sekolah di tempat mereka."

Masalahnya, Bu Nursanti, Oma Adinda dan Ananda tidak mengizinkan.  Dia masih trauma hilangnya Sundari dan Rivai. "Oh, tidak, terima kasih! Cucu saya harus kuliah di Bandung!" katanya tegas melalui ponsel dari perwakilan Harvard.  Emma adik Sundari mendengar itu merasa lega.

Mereka bersorak ketika Adinda pulang dan menunjukkan surat undangan.

Adinda dan Ananda menonton televisi setelah mandi dan menyantap cemilan batagor.  Berita tentang runtuhnya sepertiga sebuah tower apartemen hingga serangan berbagai binatang jadi viral menutup isu klonning dirinya dan sejumlah perempuan. Bahkan kera-kera itu menjarah villa-villa yang ada di KBU.

Para BRIN hingga Menristek Dikti Faisal Firdaus sibuk dengan serangga aneh yang menghabiskan 90 persen sampah organik di Bandung hingga penyerangan berbagai hewan di apartemen KBU, serta lahan apartemen yang ternyata berdiri di tanah rapuh.  Pengembang mengabaikan peringatan ahli lingkungan.  

"Untuk sementara apartemen ditutup sampai ada penyelidikan aman!"  Perintah Wali Kota Bandung Farhan Nurdiansyah.

Masalah lain pengembang, penghuninya menolak kembali dan mereka menuntut ganti rugi.

Malam itu juga para aktivis lingkungan bernyanyi keliling apartemen hingga Dago lagunya: "We Shall Overcome!" dan diikuti lagu "Sorak-sorak Bergembira!"

                                                                     ***

Urip Sudirman dan Ganang Wicaksono bersaing dengan berita yang membuat Membaca Indonesia melambung tinggi dengan berita yang membuat sejumlah pihak runtuh bisnisnya, tetapi tidak bisa menggugat.

Soal judi gelap yang dibongkar Ganang membuat Boss Judidiminta tiarap dulu oleh bekingnya, karena tukang pukulnya sedang menghadapi masalah besar  akibat tabrakan keras dengan mobil pentinggi militer  di Jagorawi, yang membuat perwira cidera.  

Lalu di mobil para tukang pukul ditemukan sejumlah senjata api yang tidak terdaftar di Indonesia. Polisi mau tidak mau harus mengusut karena mereka mendapat tekanan besar. Itu artinya kalau bos judi bisa dapat memasukan senjata api illegal, teroris juga bisa dong?

Masalah Bos Judi makin besar ketika rumah yang disebut Ganang sebagai tempat judi illegal oleh suatu kelompok masyarakat yang tidak ingin ada tempat maksiat.  Waktunya pas ketika memang ada judi dan kelompok masyarakat itu main hakim sendiri.

Ratusan juta rupiah lenyap entah siapa yang jarah.  Para pejudi berlarian setelah tukang pukul jaga kewalahan.   Berapa klonning Adinda leluasa mengambil sebagian uang itu untuk biaya operasi mereka.  Tidak akan diusut kok, karena pertanyaan pertama uang apa yang hilang?

Katrina mengawal Ganang dengan santai, sekali-sekali ke Jakarta ketika dia mendapat firasat kekasihnya terancam bahaya. Dia bersama klonning Adinda itu mengarahkan massa dengan kekuatan pikiran dan mendapat informasi dari pejudi dengan memasuki pikirannya.

Ganang mendapatkan berita penjarahan itu karena dia ada di lokasi atas arahan Katrina. Baru diikuti media lain yang datang belakangan, ketika tukang pukul Bos Judi itu hendak menghampirinya.

Mat Setiawan, Korlip Membaca Indonesia mendapat tekanan dari pengacara Bos Judi yang dekat dengan dia meminta Ganang diberi tugas yang ringan-ringan saja, misalnya liputan wisata.

Sementara Urip Sudirman ditugaskan mengikuti perkembangan fesyen mumpung dekat dengan seorang model yang sedang naik daun serta para desainer. 

Itu atas permintaan bos properti hingga pemilik kebun sawit, hingga tambang batubara yang mulai resah Urip bisa mendapatkan data awal pelanggaran Amdal mereka. Urip juga bisa buat tulisan prediksi soal puluhan orangutan menyerang lahan sawit dengan mengutip dari masyarakat adat.

Pemilik kebun sawit mengundang sejumlah wartawan untuk membuktikan berita itu tidak benar. Tetapi yang terjadi puluhan orangutan menjarah kebun kelapa sawit di depan mata mereka hingga membenarkan statemen Uruip bahwa lahan sawit itu berada di areal yang dulu habitat orangutan.

Akibat tulisan awal Urip masyarakat adat didukung NGO lingkungan punya kekuatan besar. Warga lokal semakin berani berdemo.

"Pokoknya Bung, jangan sampai anak itu melakukan investigasi!" suara dari telepon menggelegar di telinga Mat Setiawan. "Iya, rolling penugasan lah!"

Penugasan baru yang membuat awak redaksi heran karena berita lingkungan leading. Urip juga heran tetapi dia senang ada Helena yang menemaninya di setiap penugasan ke luar kota hingga luar negeri. Mereka selalu satu kamar.  Tidak ada yang mengusik.

Wabah Razov terus memakan korban, angka laki-laki yang terancam nyawanya makin bertambah di sejumlah negara karena tertular dari perempuan yang bukan istrinya.  Anehnya perempuan tidak terpengaruh.

Virus Razov membuat penuaan cepat pada laki-laki. Semakin sering jajan, semakin cepat penuaannya. Bisnis human trafficking makin kencang mencari cewek baru yang tidak tercemar dan makin mahal.  

Ketegangan global makin meningkat Tiongkok dikhawatirkan mencaplok Taiwan. Ketegangan antara Iran dan Israel makin meningkat.  Rudal Korut terus diluncurkan ke laut.

"Apa yang disebut Goro-goro sedang terjadi!" ucap seorang paranormal dalam talkshow di sebuah televisi.

Adinda menyaksikan berita demi berita  bersama Roby Fuzy di sebuah kafe.

"Kalian yang mengatur?" tanya Roby.

"Nggak, karma alam pasti terjadi kok! Kami hanya mengambil kesempatan untuk memberi keadilan. Yang kami rusak para penjahat kok, yang kami tolong orang-orang yang kalah dengan sistem yang dibuat manusia sendiri dan tidak melanggar KUHP."

"Soal etika?"

"Ah, pertanyaan bagus. Etika mana yang tidak dilanggar manusia? Bayu dengan bekingannya menghalangi saingannya untuk apel Elsa Karmenita, melanggar etika atau tidak?  Mengambil habitat orangutan itu melanggar etika atau tidak? Etika hanya untuk orang-orang yang punya kekuasaan tidak untuk orang-orang yang kalah."

Roby menyantap kentang goreng di hadapannya dengan santai seperti Adinda. "Kamu jadi kuliah di ITB? Aku dan kakakmu berencana kuliah di Fikom atau di FISIP."

"Sampai ketemu di Jatinangor," ucap Adinda. "Oh, ya masih punya musuh geng motormu. Yang di luar itu bukan kawan kamu, Aa?"

Roby menoleh ke luar, tampak beberapa anak muda dengan motor menanti. Dia paham Adinda bis baca pikiran orang sekitarnya. "Musuh kami!"

"Kami yang beresin ya, nggak usah panggil anak buahmu!"

Dari luar halaman kafe di kawasan Jalan Riau itu, ada sepuluh motor menunggu Roby.  Mereka tidak memperhatikan ada dua remaja putri menghampiri mereka dengan santai menimpuk kepala dua di antara  mereka dengan batu sambil mengendarai sepeda motor.

"Sorry sengaja!"  teriak mereka.

Lalu keduanya melarikan motor dikejar sepuluh motor yang pengendaranya berang. Entah dari mana, ketika kejar mengejar memasuki  Jalan Ahmad Yani, ada rombongan motor besar lewat konvoi  dan dua motor remaja putri itu lewat depan mereka. 

Para laki-laki yang bawa motor gede melambaikan tangan kepada dua cewek cantik itu yang melepas helem.  Mereka juga tidak mengapa harus lewat jalan itu tetapi senang berpapasan dengan cewek cantik hingga tidak memperhatikan jalan di sampingnya.  

Sepuluh motor yang dikendarai geng motor melaju terlalu cepat.  Mereka tidak bisa mengendalikan, ada kekuatan mengendalikan pikiran merea. Lima di antara motor itu beradu dengan lima motor gede hingga mereka sama-sama terjungkal begitu kencangnya.

Seorang di antara pengendara motor gede itu berguling-guling hingga menimpa gerobak pedagang makanan kuliner yang ada di trotoar, kuah panas bakso  tumpah dan sebagian mengenai pahanya yang untung ditutupi celana jins.

Tahu kan apa yang terjadi selanjutnya?

Roby membayar tagihan makan dan minum, hanya bisa tertawa ketika mendapat laporan dari seorang rekannya geng lawan mereka sedang baku hantam dengan rombongan motor gede.

"Aku antar kamu ke rumah," kata Roby. "Untuk berapa lama kami aman. Geng lawan kami dalam kesulitan besar! Terima kasih sayang!"

Adinda mengangguk (Bersambung)

Irvan Sjafari

Foto Ilustrasi Kera: https://kaltim.tribunnews.com/2017/04/07/ratusan-kera-serbu-rumah-dan-perkebunan-warga-di-sukoharjo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun