Mohon tunggu...
SIAHAAN JUNIOR TERNAMA
SIAHAAN JUNIOR TERNAMA Mohon Tunggu... Freelancer - aku adalah Tanah

Baca dengan mata/rasa dengan pikiran/karena aku adalah tanah yang mendambakan bacaan dan tulisan/ karya sastra sebagai bumbu kehidupan///Onesimus

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

GadisMu I

13 Juli 2022   16:54 Diperbarui: 13 Juli 2022   17:00 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

GadisMu/

Bintik hitam menjadi simbol//

Baja melebur kembali/

Jatuh cinta, jangan?//

GadisMu/

Aku terobati///

Ia kujumpakan kepada beberapa orang yang sebelumnya pernah bertemu. Ia mengaku lupa dan tak tahu menahu. "Ya ampun, jadi kamu hanya mengenaliku seorang?" Ia tertawa ayu, benarlah ia memang GadisMu dari Sedayu.

Sesuai rencana, kuajak ia pergi keluar dari halaman Almamater. Kami menuju ke Parkiran dan ia janggal, mengingat alat komunikasi genggamnya ketinggalan di sepeda motor. Aku berlari ke parkiran, seakan-akan benda itu lebih penting, ia pun kutinggalkan, aku khawatir kehilangan. Puji Tuhan, masih ada di sana. "Makanya naruh barang jangan asal. Sembarangan ihh kamu" kataku sewot pada GadisMu.

Dengan menunggangi sepeda motornya, kami melewati gerbang Sekolah. Kusapa Bapak Satpam yang fasih mengenalku. "Aah pasti beliau juga pernah muda. Urusan belakang apa kata dia dan mereka. Tak takut pada manusia. Cuma gerogi saja dengan dia GadisMu yang membuatku jadi jatuh cinta dan tak mampu sistem tubuhku mengatur pola pernapasan, selalu terdesak bergejolak."

Ideku jatuh pada pilihan akhir. Aku membawanya ke tempat biasaku curhat pada nikmatnya racikan asli negeriku. Ya Warungnya Bu Marno, penjual santapan tradisional yang mengingatkanku pada Mamak di Kampung halaman. Kami sampai dan memesan dua porsi, ia memilih Kupat tahu dan aku Gado-gado.

"Mudah-mudahan gak tutup ya Warung Ibunya," Sebelum motor kami memasuki gerbang di mana warung Bu Marno berada. Setelah roda depan Motor memasuki gerbang dengan halaman luarnya seluas setengah lapangan Tenis. GadisMu berucap, "Uhh, ada kupat tahu toh Jum. Tapi aku batasi makan setiap hari mau dua kali saja loh. Aku gak mau gemuk." Logat dalam Jawanya sangat kental kedengaran di telinga, dari parasnya sambil memiliki rasa ngiler  dan enggan tapi bukan malu, Gadis itu membuat hatiku antar gemas dilanjutkan jatuh dalam cinta, membara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun