Anjani tersipu malu. "Ah, cuma usul aja kok."
Kami pun terus berdiskusi, merangkai ide-ide segar yang bisa membuat Lintas Garis Coffee menonjol di antara peserta lomba lainnya. Ragil bertugas merancang proposal bisnis dan analisis keuangan, sementara Rendra akan membantu dengan promosi dan desain materi presentasi. Aku sendiri akan fokus pada konsep operasional dan pengembangan kafe.
"Kita punya waktu dua minggu buat nyiapin semuanya," kata Ragil sambil menutup bukunya. "Ayo, kita kerja keras buat bawa Lintas Garis Coffee ke tingkat yang lebih tinggi!"
"Ayo!" sahut kami serentak, penuh semangat.
Setelah diskusi usai, aku merasa optimis. Dengan dukungan dari Ragil, Rendra, dan Anjani, aku yakin kami bisa membuat proposal yang menarik dan memenangkan lomba ini. Lintas Garis Coffee bukan sekadar kafe bagi kami---ia adalah mimpi yang terus kami kejar, dan kami siap melintasi garis-garis baru untuk mewujudkannya.
***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI