Ini adalah isu yang perlu segera diatasi. Mengingat besarnya jumlah guru honorer di seluruh Indonesia, janji yang mandek ini berpotensi menurunkan moral dan semangat juang di ribuan sekolah.Â
Guru yang sejahtera adalah kunci pendidikan yang maju. Tanpa itu, pondasi pendidikan kita akan terus rapuh.
Program Makan Bergizi Gratis: Antara Niat Baik dan Masalah di Lapangan
Program kedua yang juga menjadi sorotan tajam adalah Makan Bergizi Gratis (MBG). Secara ide, ini adalah program yang sangat bagus.Â
Memberikan asupan gizi yang layak kepada anak-anak sekolah adalah investasi langsung pada masa depan bangsa. Niatnya mulia, yaitu mencegah stunting dan meningkatkan fokus belajar.
Namun, implementasinya menuai masalah yang kompleks dan serius. Persoalan paling mengkhawatirkan adalah laporan keracunan massal di berbagai daerah.Â
Anak-anak yang seharusnya menerima gizi, malah berakhir "muntah" dan harus dilarikan ke rumah sakit. Ini adalah tragedi ironis.
Kasus keracunan ini menunjukkan adanya kelemahan fundamental dalam rantai pasok dan pengawasan mutu makanan.Â
Apakah bahan baku yang digunakan tidak higienis? Apakah proses pengolahannya tidak standar? Ini adalah pertanyaan serius yang harus dijawab tuntas oleh pelaksana program.
Selain masalah keamanan pangan, program MBG juga mengalami kelambanan yang luar biasa dalam eksekusi.Â
Buktinya, Menteri Keuangan sempat melontarkan ancaman bahwa anggaran MBG yang tidak terserap akan ditarik kembali. Ancaman ini adalah lampu merah yang menunjukkan betapa lambatnya birokrasi bekerja.