Dia tidak menunggu semua hal sempurna untuk memulai. Dia hanya fokus pada satu hal: membuat ayam goreng yang enak. Dari situ, dia belajar langsung dari pelanggan. Mungkin di awal, rasanya belum pas. Tapi, dari setiap masukan dan komentar, dia terus memperbaiki.
Para pedagang seperti ini adalah contoh bahwa belajar paling efektif itu bukan dari buku, melainkan dari pengalaman. Mereka mungkin tidak tahu istilah "riset pasar" atau "manajemen keuangan," tetapi mereka mempraktikkannya setiap hari.Â
Mereka mengamati jam-jam sibuk, mencari tahu apa yang paling laku, dan menyesuaikan menu mereka. Mereka tahu kalau rasanya terlalu pedas, mereka akan menguranginya. Semua ini adalah pelajaran yang mereka dapatkan langsung di lapangan.
Mereka juga ahli dalam beradaptasi. Jika cuaca panas, mereka fokus menjual minuman dingin. Jika hari hujan, mereka mungkin menawarkan camilan hangat. Kemampuan untuk fleksibel ini tidak bisa didapat dari teori.Â
Seseorang yang hanya berteori di rumah tidak akan pernah merasakan terik matahari atau dinginnya malam yang harus dilalui demi mendapatkan pembeli. Belajar langsung dari pengalaman membuat mereka menjadi lebih tangguh.
Memulai dengan modal kecil juga memberikan pelajaran penting lainnya, efisiensi. Ketika modal terbatas, setiap rupiah harus digunakan dengan bijak.Â
Mereka belajar bagaimana mengelola bahan baku agar tidak ada yang terbuang. Mereka tidak bisa membayar karyawan, jadi mereka melakukan semuanya sendiri, dari berbelanja sampai melayani pembeli.Â
Semua keterampilan ini tidak bisa didapat dari membaca buku bisnis, tapi harus dipraktikkan langsung di lapangan. Mereka benar-benar menjadi pengusaha sejati, karena mereka melakukan semuanya dari nol.
Dampak Nyata Berani Memulai
Berani memulai, meskipun tidak sempurna, memberikan dampak nyata bagi para pedagang.Â
Dampak pertama adalah mentalitas yang kuat.Â
