Mengantar Anak ke Puncak Dunia
Waktu berjalan begitu cepat. Kedua anaknya tumbuh menjadi pribadi yang cerdas dan berprestasi. Mereka sadar akan pengorbanan ibunya. Karena itu, mereka belajar dengan sangat giat.Â
Anak sulungnya berhasil diterima di perguruan tinggi dan kemudian menikah. Ia sangat bangga, melihat putrinya kini membangun keluarga sendiri.
Namun, puncak kebanggaan ibunya ada pada anak bungsunya. Anak bungsunya lulus SMA dengan nilai yang sangat baik, dan berhasil diterima di salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia, Institut Teknologi Bandung (ITB).Â
Ini bukan hal yang mudah. Biaya kuliah di ITB sangat tinggi, tapi ibunya tidak menyerah. Dengan segala cara, ia berupaya agar anaknya bisa terus kuliah. Ia mencari beasiswa, pinjaman, dan bahkan pekerjaan tambahan agar biaya kuliah bisa terbayar.
Anak bungsunya menyadari beratnya beban sang ibu. Ia tidak hanya belajar, tapi juga bertekad untuk membanggakan ibunya. Ia mengambil jurusan yang paling sulit, Ilmu Komputer, dan menyelesaikan studinya dengan gemilang.Â
Tidak berhenti di situ, ia melanjutkan studi S2 dan S3 di kampus yang sama. Tentu saja, itu semua atas perjuangan single parent yang luar biasa dari ibunya. Ia tidak pernah mengeluh, dan selalu mendukung putranya.
Setelah menyelesaikan pendidikan S3, anak bungsunya mendapat kesempatan yang sangat langka: melanjutkan pendidikan ke Jepang. Ini adalah mimpi yang tidak pernah ia bayangkan.Â
Anak bungsunya bisa pergi ke negara maju, belajar dari para ahli di bidangnya, dan mendapatkan pengalaman hidup yang sangat berharga. Semuanya berkat kerja keras dan pengorbanan ibunya.
Perjuangan ibu ini menunjukkan bahwa dengan tekad yang kuat dan cinta yang tak terbatas, tidak ada yang tidak mungkin. Dari seorang ibu rumah tangga yang tiba-tiba menjadi single parent, ia berhasil mengantar kedua anaknya, terutama anak bungsunya, hingga ke puncak kesuksesan yang sangat membanggakan.Â
Kisah ini menjadi inspirasi bagi banyak orang, bahwa keterbatasan ekonomi bukanlah halangan untuk meraih mimpi.