Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tantangan Kesendirian dan Cara Seorang Ibu Tunggal Mengantar Anak ke Puncak Dunia

29 Agustus 2025   13:57 Diperbarui: 29 Agustus 2025   14:06 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Ibu tunggal dan anak-anaknya. | Image by istockphoto.com

Perjuangan Tanpa Henti

Di balik senyumnya yang selalu ceria, tersimpan banyak cerita pahit. Sebagai staf administrasi, ia sering kali harus menghadapi tekanan pekerjaan yang berat. Belum lagi, ia harus membagi waktu antara pekerjaan dan mengurus rumah tangga seorang diri. 

Tidak ada bahu untuk bersandar, tidak ada teman berbagi keluh kesah di rumah. Ia adalah kapten kapal sekaligus awaknya. Tangis seringkali ia sembunyikan di balik pintu kamar, agar anak-anaknya tidak melihatnya lemah.

Ada masa-masa sulit, di mana kebutuhan melebihi pemasukan. Ia pernah harus meminjam uang dari teman atau kerabat untuk membayar biaya sekolah. Tidak jarang ia menahan lapar agar bisa membeli makanan yang layak untuk anak-anaknya. 

Ia pernah menceritakan betapa ia harus berpikir keras setiap akhir bulan, mencari cara agar uang gajinya bisa cukup hingga gajian berikutnya. Saat anak-anak meminta sesuatu yang tidak bisa ia beli, hatinya sakit. Tapi ia selalu menjelaskan dengan sabar, dan berjanji akan menggantinya nanti jika ada rezeki.

Di masa remaja, kedua anaknya juga pernah menunjukkan sisi-sisi bandel yang wajar. Ada saja tingkah laku yang membuat ibunya pusing. Ia tidak pernah memarahi mereka dengan keras, tapi selalu mengajak bicara dari hati ke hati. 

Ia meyakinkan mereka bahwa semua yang ia lakukan adalah demi masa depan mereka. Ia juga selalu mengingatkan mereka untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada, apalagi melihat pengorbanan yang sudah ia berikan.

Hubungannya dengan anak-anak sangat dekat. Ia bukan hanya ibu, tapi juga sahabat. Ia mendengar semua cerita mereka, dari masalah di sekolah, pertemanan, hingga urusan percintaan. Ia berusaha menjadi tempat ternyaman bagi mereka untuk berbagi. 

Dengan begitu, ia berharap anak-anaknya bisa tumbuh menjadi pribadi yang jujur, terbuka, dan tangguh. Ia ingin mereka tahu, bahwa walau tidak ada ayah, mereka tetap punya sosok yang bisa diandalkan.

Kisah perjuangan single parent ini adalah bukti nyata dari kekuatan seorang perempuan. Ia tidak menyerah pada keadaan. Ia tidak menyalahkan takdir. Ia memilih untuk bangkit dan berjuang. Ia sadar, dua pasang mata anak-anaknya bergantung padanya. 

Itulah yang membuatnya terus melangkah, tak peduli seberapa berat rintangan di depan mata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun