Mereka seolah telah disentuh oleh semangat kebersamaan dan kekayaan budaya yang ditampilkan, membuka pintu komunikasi dengan cara yang berbeda.
Ini adalah langkah awal yang cerdas. Dengan menghadirkan budaya secara langsung di hari pertama, sekolah tidak hanya menunjukkan identitasnya, tetapi juga menciptakan pengalaman yang berbeda dan berkesan.Â
Murid-murid baru tidak hanya datang untuk belajar, tetapi juga untuk menjadi bagian dari komunitas yang menghargai dan melestarikan warisan leluhur.Â
Mereka "dipapag" atau disambut dengan kehangatan budaya.
Makna Kearifan Lokal dalam MPLS
Penerapan kearifan lokal dalam MPLS seperti yang dilakukan SD Plus Al Ghifari membawa makna yang mendalam.Â
Ini bukan sekadar tempelan atau pelengkap, melainkan sebuah strategi untuk membentuk karakter dan identitas siswa sejak dini.Â
Ketika anak-anak dikenalkan pada budayanya sendiri, mereka akan memiliki rasa memiliki dan kebanggaan yang kuat.
Kearifan lokal mencakup banyak hal, mulai dari nilai-nilai luhur, tradisi, seni, hingga cara pandang masyarakat setempat.Â
Dalam konteks Sunda, kearifan ini terwujud dalam berbagai bentuk, seperti sopan santun, gotong royong (sabilulungan), kebersamaan, dan rasa hormat terhadap alam.Â
Memperkenalkan ini di awal masa sekolah adalah investasi jangka panjang untuk pembentukan pribadi yang berkarakter.