Meskipun Bapak penjual kopi tetap menyebutkan harga dua ribu rupiah, para jamaah dengan ikhlas memberikan lebih sebagai bentuk apresiasi dan partisipasi dalam kebaikan.
Pemandangan bada Jumat di depan Masjid Agung Cicalengka itu menjadi sebuah oase yang menyegarkan jiwa. Di sana, terpancar dengan jelas cahaya Ramadan yang belum pudar, manifested dalam aksi saling berbagi dan berlomba-lomba dalam kebaikan.Â
Semangat Ramadan seolah menemukan wadahnya kembali, tidak hanya dalam ibadah ritual, tetapi juga dalam interaksi sosial yang penuh dengan nilai-nilai kemanusiaan.
Kisah sederhana dari seorang penjual kopi asongan di pelataran masjid ini adalah cerminan betapa nilai-nilai Ramadan dapat terus dihidupkan di luar bulan suci.Â
Ketulusan hati dalam berbagi, keyakinan akan balasan Allah, dan semangat untuk saling membantu adalah esensi dari ajaran Ramadan yang seharusnya terus melekat dalam kehidupan seorang muslim.
Masjid Agung Cicalengka pada siang itu tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga panggung bagi aksi nyata kebaikan. Bapak penjual kopi dengan inisiatif sederhananya telah mengajarkan sebuah pelajaran berharga tentang bagaimana kebaikan tidak mengenal waktu dan tempat.Â
Ia telah menjadi perpanjangan tangan dari keberkahan Ramadan, menyebarkan cahaya kebaikan kepada sesama.
Semoga kisah ini dapat menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus menghidupkan nilai-nilai Ramadan dalam kehidupan sehari-hari. Jangan biarkan semangat berbagi, kepedulian terhadap sesama, dan keyakinan akan janji Allah pudar seiring berlalunya bulan suci.Â
Mari jadikan setiap hari sebagai kesempatan untuk berbuat baik, sekecil apapun itu. Karena sesungguhnya, cahaya Ramadan akan terus bersinar jika kita senantiasa menjaganya dalam hati dan tindakan kita.
Kejadian di depan Masjid Agung Cicalengka pada hari itu adalah bukti nyata bahwa semangat Ramadan tidak terbatas pada bulan tertentu. Ia adalah sebuah spirit yang seharusnya terus hidup dalam setiap muslim, menggerakkan untuk selalu berbuat kebaikan dan memberikan manfaat bagi sesama.Â
Cahaya Ramadan masih terlihat, tidak hanya di masjid-masjid, tetapi juga dalam setiap hati yang ikhlas berbagi dan setiap tangan yang ringan membantu.