Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Yuk, Kenalan dengan Zakat: Cara Asyik Belajar Berbagi Harta dan Rasa untuk Anak-Anak

17 Maret 2025   10:17 Diperbarui: 17 Maret 2025   10:17 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah seorang siswa di dalam antrean membawa amplop berisi uang zakat fitrah. | Image by KOMPAS/RIZA FATHONI

Ramadan sudah memasuki pertengahan dan menjelang akhir. Bulan penuh berkah ini selalu dinanti-nantikan oleh umat Muslim di seluruh dunia. Selain berpuasa, ada satu ibadah penting yang identik dengan Ramadan, yaitu zakat fitrah. Namun, tahukah kamu bahwa zakat bukan hanya zakat fitrah saja? Ada jenis zakat lain yang disebut zakat mal. Yuk, kita kenalan lebih dekat dengan zakat!

Apa itu Zakat?

Zakat adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang mampu. Secara bahasa, zakat berarti bersih, suci, tumbuh, dan berkembang. Makna ini mencerminkan tujuan zakat, yaitu membersihkan harta dari hak orang lain dan menumbuhkan keberkahan bagi harta yang dizakatkan. Dalam konteks ibadah, zakat adalah sejumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh seorang Muslim kepada golongan yang berhak menerimanya, sesuai dengan ketentuan syariat Islam.

Zakat adalah ibadah yang memiliki dimensi ganda, yaitu dimensi vertikal dan horizontal. Dimensi vertikal tercermin dalam ketaatan seorang Muslim kepada perintah Allah SWT, sementara dimensi horizontal terwujud dalam kepedulian sosial terhadap sesama. Melalui zakat, seorang Muslim tidak hanya membersihkan hartanya, tetapi juga membersihkan jiwanya dari sifat kikir dan cinta dunia yang berlebihan. Zakat menjadi sarana untuk melatih diri dalam berbagi dan menumbuhkan rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT.

Dalam Al-Qur'an, perintah untuk menunaikan zakat seringkali disebutkan bersamaan dengan perintah untuk mendirikan shalat. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya zakat dalam ajaran Islam. Zakat bukan hanya sekadar kewajiban individual, tetapi juga memiliki dampak yang luas bagi masyarakat. Dengan menunaikan zakat, seorang Muslim turut berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Zakat menjadi salah satu pilar penting dalam sistem ekonomi Islam yang berlandaskan pada prinsip keadilan dan pemerataan.

Zakat memiliki delapan golongan penerima yang disebut asnaf, yaitu fakir, miskin, amil zakat, mualaf, riqab (budak), gharimin (orang yang berutang), fisabilillah (orang yang berjuang di jalan Allah), dan ibnu sabil (musafir yang kehabisan bekal). Pembagian zakat kepada delapan golongan ini bertujuan untuk memastikan bahwa zakat benar-benar sampai kepada mereka yang berhak menerimanya. Dengan demikian, zakat dapat menjadi instrumen yang efektif dalam mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Jenis-jenis Zakat

Selain zakat fitrah dan zakat mal, terdapat pula zakat penghasilan, yang dikenakan atas penghasilan rutin yang diperoleh seseorang dari pekerjaannya. Zakat penghasilan dihitung berdasarkan penghasilan bruto setelah dikurangi biaya hidup minimal, dengan nisab yang setara dengan nisab zakat emas dan kadar zakat 2,5%. Zakat penghasilan menjadi relevan dalam konteks ekonomi modern, di mana sebagian besar masyarakat memperoleh penghasilan dari pekerjaan mereka.

Selanjutnya, ada zakat pertanian, yang dikenakan atas hasil panen tanaman pangan dan perkebunan. Nisab zakat pertanian adalah 653 kg gabah, dengan kadar zakat 5% jika menggunakan irigasi atau 10% jika tidak menggunakan irigasi. Zakat pertanian menjadi penting dalam mendukung sektor pertanian dan kesejahteraan petani, serta memastikan keberlanjutan produksi pangan.

Terakhir, terdapat zakat perniagaan, yang dikenakan atas keuntungan dari usaha perdagangan. Nisab zakat perniagaan setara dengan nisab zakat emas, dan kadar zakatnya adalah 2,5%. Zakat perniagaan mendorong praktik bisnis yang adil dan bertanggung jawab, serta membantu menciptakan iklim ekonomi yang sehat dan berkelanjutan.

Mengapa Zakat Penting?

Zakat adalah pilar penting dalam membangun keadilan sosial. Dengan mendistribusikan kekayaan dari yang mampu kepada yang membutuhkan, zakat membantu mengurangi kesenjangan ekonomi dan menciptakan masyarakat yang lebih setara. Zakat bukan sekadar transfer dana, tetapi juga investasi dalam pembangunan manusia, memberikan kesempatan bagi mereka yang kurang beruntung untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.

Selain itu, zakat memiliki peran penting dalam membersihkan hati dan jiwa. Dengan menunaikan zakat, seorang Muslim melatih diri untuk melepaskan keterikatan pada harta duniawi dan menumbuhkan rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT. Zakat mengajarkan kita untuk berbagi dan peduli terhadap sesama, menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan penuh kasih sayang.

Zakat juga merupakan instrumen penting dalam pemberdayaan ekonomi. Dengan memberikan bantuan modal dan pelatihan kepada mereka yang membutuhkan, zakat membantu menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan produktivitas. Zakat mendorong kemandirian dan kewirausahaan, memungkinkan individu untuk keluar dari lingkaran kemiskinan dan membangun masa depan yang lebih baik.

Dalam konteks spiritual, zakat adalah bentuk ibadah yang sangat dicintai oleh Allah SWT. Dengan menunaikan zakat, seorang Muslim menunjukkan ketaatan dan kepatuhan kepada perintah-Nya. Zakat menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meraih ridha-Nya. Zakat juga menjadi bukti nyata dari keimanan dan ketakwaan seorang Muslim.

Terakhir, zakat memiliki dampak yang luas bagi masyarakat secara keseluruhan. Dengan mendukung program-program pendidikan, kesehatan, dan sosial, zakat membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan. Zakat juga berkontribusi pada pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum, menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi semua orang. Zakat adalah investasi dalam masa depan yang lebih cerah bagi kita semua.

Cara Asyik Belajar Zakat untuk Anak-Anak

1. Bercerita dengan Gambar

Gunakan gambar-gambar yang menarik dan berwarna-warni untuk menggambarkan konsep zakat. Misalnya, gambar orang yang sedang memberikan zakat kepada orang yang membutuhkan, atau gambar harta yang dizakatkan. Anda juga bisa menggunakan gambar-gambar yang menunjukkan dampak positif dari zakat, seperti gambar anak-anak yang sedang belajar di sekolah atau gambar orang-orang yang sedang membangun rumah.

Lalu, Anda juga bisa menggunakan gambar-gambar untuk menjelaskan jenis-jenis zakat dan golongan penerima zakat. Misalnya, gambar emas dan perak untuk menjelaskan zakat mal, atau gambar orang-orang yang sedang berjuang di jalan Allah untuk menjelaskan zakat fisabilillah. Dengan menggunakan gambar-gambar yang tepat, Anda bisa membuat anak-anak lebih tertarik dan mudah memahami konsep zakat.

2. Permainan Edukatif

Permainan edukatif tentang zakat dapat dirancang dengan berbagai cara. Misalnya, permainan papan yang mirip dengan monopoli, di mana pemain harus mengumpulkan harta dan membayar zakat sesuai dengan aturan yang berlaku. Kartu-kartu pertanyaan tentang zakat juga dapat digunakan untuk menguji pengetahuan anak-anak tentang konsep dan jenis-jenis zakat. Permainan ini tidak hanya menyenangkan, tetapi juga efektif dalam menanamkan pemahaman tentang zakat kepada anak-anak.

Kemudian, permainan edukatif juga dapat melibatkan simulasi kehidupan nyata. Misalnya, anak-anak dapat bermain peran sebagai pedagang yang harus menghitung dan membayar zakat dari hasil penjualan mereka. Permainan ini akan membantu mereka memahami bagaimana zakat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya berbagi dengan sesama. Dengan demikian, permainan edukatif menjadi sarana yang efektif untuk mengajarkan zakat kepada anak-anak dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami.

3. Membuat Proyek Kreatif

Proyek-proyek kreatif ini tidak hanya membuat anak-anak belajar tentang zakat secara teoritis, tetapi juga mengasah keterampilan mereka dalam berbagai bidang, seperti seni, kerajinan, dan teknologi. Melalui proyek-proyek ini, mereka belajar untuk berpikir kreatif, bekerja sama dalam tim, dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri mereka sendiri dan orang lain. Selain itu, proyek-proyek ini juga dapat menjadi sarana untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan kebanggaan pada diri mereka sendiri.

Selain proyek-proyek yang disebutkan sebelumnya, ada banyak ide proyek kreatif lain yang dapat dieksplorasi. Misalnya, membuat buku komik tentang kisah-kisah inspiratif tentang zakat, membuat aplikasi edukatif tentang zakat, atau membuat pertunjukan drama tentang pentingnya zakat. Dengan memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk mengekspresikan diri mereka melalui proyek-proyek kreatif, kita dapat membantu mereka untuk memahami zakat dengan cara yang lebih mendalam dan bermakna.

4. Kunjungan Lapangan

Kunjungan lapangan ke lembaga zakat atau panti asuhan memberikan pengalaman langsung yang tak ternilai bagi anak-anak. Mereka dapat melihat bagaimana zakat disalurkan dan dampaknya bagi penerima. Anak-anak dapat berinteraksi langsung dengan para penerima manfaat, mendengarkan kisah-kisah mereka, dan merasakan kebahagiaan yang terpancar dari wajah mereka. Pengalaman ini akan menumbuhkan rasa empati dan kepedulian yang mendalam dalam diri anak-anak.

Selain itu, kunjungan lapangan juga memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk belajar tentang pengelolaan zakat secara langsung. Mereka dapat melihat bagaimana lembaga zakat mengumpulkan, mengelola, dan mendistribusikan dana zakat dengan transparan dan akuntabel. Anak-anak juga dapat belajar tentang berbagai program pemberdayaan yang dilakukan oleh lembaga zakat untuk membantu penerima manfaat meningkatkan kesejahteraan mereka. Pengalaman ini akan memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang peran zakat dalam membangun masyarakat yang lebih baik.

5. Bermain Peran

Dalam bermain peran, anak-anak dapat bergantian menjadi muzakki (orang yang berzakat) dan mustahik (orang yang menerima zakat). Mereka dapat menggunakan uang mainan atau benda-benda lain sebagai simbol harta yang dizakatkan. Melalui permainan ini, anak-anak akan belajar tentang bagaimana harta dizakatkan, siapa saja yang berhak menerima zakat, dan bagaimana perasaan menjadi seorang muzakki atau mustahik.

Di samping itu, bermain peran juga dapat membantu anak-anak memahami nilai-nilai yang terkandung dalam zakat, seperti empati, kepedulian, dan keadilan. Mereka akan belajar bagaimana berbagi dengan orang lain yang membutuhkan, bagaimana merasakan kebahagiaan saat membantu sesama, dan bagaimana pentingnya menjaga amanah dalam menyalurkan zakat. Dengan demikian, bermain peran bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga sarana pendidikan yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai zakat pada anak-anak.

6. Menyanyi dan Berpantun

Lagu dan pantun tentang zakat dapat dibuat dengan lirik yang sederhana dan mudah dipahami, serta melodi yang ceria dan menyenangkan. Misalnya, lagu tentang jenis-jenis zakat, golongan penerima zakat, atau manfaat zakat. Pantun dapat digunakan untuk menjelaskan konsep zakat dengan cara yang lebih kreatif dan menarik, serta untuk menyampaikan pesan-pesan moral tentang pentingnya berbagi dan peduli terhadap sesama.

Di samping itu, menyanyi dan berpantun juga dapat menjadi sarana untuk menghafal informasi tentang zakat dengan lebih mudah. Anak-anak cenderung lebih mudah mengingat lirik lagu atau pantun daripada teks biasa. Oleh karena itu, menyanyi dan berpantun dapat menjadi metode yang efektif untuk mengajarkan anak-anak tentang zakat dengan cara yang menyenangkan dan interaktif.

Kesimpulan

Zakat, sebagai salah satu rukun Islam, bukan hanya sekadar kewajiban finansial, tetapi juga sarana penting untuk menanamkan nilai-nilai luhur pada anak-anak sejak dini. Melalui pengenalan yang menyenangkan dan interaktif, anak-anak dapat memahami bahwa zakat adalah bentuk kepedulian sosial, pembersihan harta, dan sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan belajar tentang zakat fitrah dan zakat mal, serta cara menghitung dan menyalurkannya, anak-anak akan tumbuh menjadi generasi yang peduli, berbagi, dan berakhlak mulia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun