Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Yuk, Kenalan dengan Zakat: Cara Asyik Belajar Berbagi Harta dan Rasa untuk Anak-Anak

17 Maret 2025   10:17 Diperbarui: 17 Maret 2025   10:17 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah seorang siswa di dalam antrean membawa amplop berisi uang zakat fitrah. | Image by KOMPAS/RIZA FATHONI

Kemudian, permainan edukatif juga dapat melibatkan simulasi kehidupan nyata. Misalnya, anak-anak dapat bermain peran sebagai pedagang yang harus menghitung dan membayar zakat dari hasil penjualan mereka. Permainan ini akan membantu mereka memahami bagaimana zakat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan menumbuhkan kesadaran akan pentingnya berbagi dengan sesama. Dengan demikian, permainan edukatif menjadi sarana yang efektif untuk mengajarkan zakat kepada anak-anak dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami.

3. Membuat Proyek Kreatif

Proyek-proyek kreatif ini tidak hanya membuat anak-anak belajar tentang zakat secara teoritis, tetapi juga mengasah keterampilan mereka dalam berbagai bidang, seperti seni, kerajinan, dan teknologi. Melalui proyek-proyek ini, mereka belajar untuk berpikir kreatif, bekerja sama dalam tim, dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi diri mereka sendiri dan orang lain. Selain itu, proyek-proyek ini juga dapat menjadi sarana untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan kebanggaan pada diri mereka sendiri.

Selain proyek-proyek yang disebutkan sebelumnya, ada banyak ide proyek kreatif lain yang dapat dieksplorasi. Misalnya, membuat buku komik tentang kisah-kisah inspiratif tentang zakat, membuat aplikasi edukatif tentang zakat, atau membuat pertunjukan drama tentang pentingnya zakat. Dengan memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk mengekspresikan diri mereka melalui proyek-proyek kreatif, kita dapat membantu mereka untuk memahami zakat dengan cara yang lebih mendalam dan bermakna.

4. Kunjungan Lapangan

Kunjungan lapangan ke lembaga zakat atau panti asuhan memberikan pengalaman langsung yang tak ternilai bagi anak-anak. Mereka dapat melihat bagaimana zakat disalurkan dan dampaknya bagi penerima. Anak-anak dapat berinteraksi langsung dengan para penerima manfaat, mendengarkan kisah-kisah mereka, dan merasakan kebahagiaan yang terpancar dari wajah mereka. Pengalaman ini akan menumbuhkan rasa empati dan kepedulian yang mendalam dalam diri anak-anak.

Selain itu, kunjungan lapangan juga memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk belajar tentang pengelolaan zakat secara langsung. Mereka dapat melihat bagaimana lembaga zakat mengumpulkan, mengelola, dan mendistribusikan dana zakat dengan transparan dan akuntabel. Anak-anak juga dapat belajar tentang berbagai program pemberdayaan yang dilakukan oleh lembaga zakat untuk membantu penerima manfaat meningkatkan kesejahteraan mereka. Pengalaman ini akan memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang peran zakat dalam membangun masyarakat yang lebih baik.

5. Bermain Peran

Dalam bermain peran, anak-anak dapat bergantian menjadi muzakki (orang yang berzakat) dan mustahik (orang yang menerima zakat). Mereka dapat menggunakan uang mainan atau benda-benda lain sebagai simbol harta yang dizakatkan. Melalui permainan ini, anak-anak akan belajar tentang bagaimana harta dizakatkan, siapa saja yang berhak menerima zakat, dan bagaimana perasaan menjadi seorang muzakki atau mustahik.

Di samping itu, bermain peran juga dapat membantu anak-anak memahami nilai-nilai yang terkandung dalam zakat, seperti empati, kepedulian, dan keadilan. Mereka akan belajar bagaimana berbagi dengan orang lain yang membutuhkan, bagaimana merasakan kebahagiaan saat membantu sesama, dan bagaimana pentingnya menjaga amanah dalam menyalurkan zakat. Dengan demikian, bermain peran bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga sarana pendidikan yang efektif untuk menanamkan nilai-nilai zakat pada anak-anak.

6. Menyanyi dan Berpantun

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun