Mohon tunggu...
Julius Deliawan
Julius Deliawan Mohon Tunggu... Guru - https://www.instagram.com/juliusdeliawan/

Guru yang belajar dan mengajar menulis. Email : juliusdeliawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Teror" dalam Kepemimpinan

30 November 2018   10:34 Diperbarui: 30 November 2018   10:57 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : pixabay.com

Salah satu hal yang menarik dibicarakan dalam kepemimpinan itu adalah seni mempengaruhi. Itu saya sampaikan di sebuah acara LDK kepada para peserta.

Saya memberi beberapa contoh sederhana. Seorang anak kecil, kadang perlu berguling-guling untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Sebagian orang tua menganggap ini sinyal, kemauan anak harus dituruti.  Tak ada pilihan. Apakah itu murni karena kasih sayang? Tafsirnya beragam. 

Bisa malu, tidak mau repot, atau yang lainnya. Tetapi bagi anak, alasan orang tua tak penting, yang penting keinginan di peroleh. Si anak berhasil mempengaruhi orang lain, dalam hal ini orang tuanya.

Di media, ada sebuah tayangan iklan salah satu produk yang menurut saya menarik. Iklan itu menawarkan bagaimana seseorang dapat menjalani kehidupan dengan bahagia, setidaknya penyakit tak menghalangi seseorang menikmati hari-harinya. Bagaimana orang dapat mengalami hal itu? Jawabannya, pakai produk yang di tawarkan. Dan produk apapun sepertinya punya gejala yang sama. Artinya, produknyalah yang membuat sesuatu menjadi baik. 

Bagaimana jika tidak? Tentu pemilik produk tidak bertanggungjawab atas apa yang akan terjadi. Disitulah letak "teror" itu sebenarnya. Mau baik seperti di iklan? Beli !

Banyak fans histeris ketika bertemu bintang pujaannya. Kadang bahkan prilakunya diluar nalar. Mengikuti gaya, pakaian, informasi dan apa saja yang berkaitan dengan sang bintang. Hidupnya tidak lengkap tanpa itu semua. Pada konteks ini, sang bintang adalah idola, yang sangat berhasil mempengaruhi seseorang.

Pertanyaannya, apakah anak kecil, iklan dan sang bintang itu pemimpin? Ada banyak argumentasi untuk bilang ya dan tidak, tetapi bagi saya, pemimpin tanpa kemampuan mempengaruhi orang lain, itu omong kosong. Caranya beragam, ada yang kekanak-kanakan dan juga ada yang elegan.

Pemimpin adalah orang yang bertanggungjawab mengarahkan organisasi, lembaga, komunitas, negara, perkumpulan dan lain-lainnya. Tidak peduli pada level apapun itu. Lingkup terkecil sekalipun. Tidak terkecuali.

Setiap pemimpin, baik hasil pilihan atau yang terpilih dengan sendirinya karena proses-proses sosial di masyarakat, pasti memiliki visi. Mengapa dan untuk apa dia berada di posisi itu. Dan pasti dia berharap orang-orang di sekelilingnya mengikuti apa yang dia inginkan untuk menjalani kebersamaan. Ini berarti visi misi pemimpin harus diterjemahkan menjadi visi misi kita bersama.

Butuh kemampuan spesial mengubah, "apa yang saya mau, menjadi mau kita". Sehingga tidak jarang pemimpin menjadikan dirinya figur solusi atas banyaknya persoalan. Caranya, ada yang menggunakan model seperti di iklan, menjadi seperti sang idola atau bahkan cara anak kecil. Teror dalam banyak wajah. Atau pernyataan Indonesia bubar 2030, ekonomi kacau balau, adalah bagian dari strategi itu? Entahlah!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun