Coba bayangkan, kalau ada basis pendukung fanatik yang satu dengan lainnya saling berperang komentar dan opini maka yang terjadi adalah adanya polemik.
Celakanya, ketika sudah ada keputusan resmi dari DPP PDIP akan mengusung Gibran maupun Purnomo, maka salah satunya akan ada yang kecewa.Â
Maka dari itu, DPP PDIP juga harus memastikan atas keputusan nanti tidak ada kader yang kecewa maupun merasa dinomorduakan. Semua kader harus menerima keputusan dengan lapang dada dan ikut memenangkan calon yang dipilih oleh DPP PDIP.
Akan berbahaya jika salah satu pendukung antara Gibran dan Purnomo sakit hati kepada PDIP itu sendiri. Akan terlihat soliditas antar kader tumpul. Itu pun akan berdampak bagi suara kader yang diusung PDIP dalam pilwalkot Solo.
Harapannya, saling "berbalas pantun" seperti yang terjadi diatas tidak terjadi lagi apalagi makin membesar. Itu akan membawa polemik yang melemahkan PDIP itu sendiri.
Saatnya, para kader diminta untuk menghentikan hal-hal tersebut dan mencoba mensukseskan pilkada tahun 2020 tahun ini yang diadakan hampir di tiap daerah di Indonesia.
PDIP tentu ingin menang dalam pilkada agar memperkuat basis konstituen mereka ketika pemilu tahun 2024 datang.
Soliditas antar kader harus terus kuat dan tidak terjerumus dalam kubu-kubu yang bisa memecah belah kader partai.
Siapapun yang akan dipilih baik Gibran maupun Purnomo adalah sama-sama kader terbaik partai yang bisa diantarkan dalam memenuhi ekspektasi warga Solo kedepan. Semua harus bersatu padu dalam sebuah kontestasi agar masyarakat pun melihat keseriusan dari partai tersebut.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI