Â
Namun, perjalanan politiknya tidak selalu mulus. Syafruddin sempat terlibat dalam gerakan PRRI (Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia) pada 1958 yang berseberangan dengan pemerintah pusat. Ia ditangkap dan dipenjara, meski akhirnya mendapat amnesti pada 1966. Sejak itu, ia lebih banyak menghabiskan hidupnya di luar panggung politik hingga wafat pada 15 Februari 1989 di Jakarta.
Â
Presiden yang Terlupakan
Â
Meski pernah memimpin pemerintahan Indonesia dalam masa paling genting, nama Syafruddin jarang disebut dalam buku-buku sejarah sekolah. Gelar "Presiden Darurat" pun tidak selalu tercantum dalam daftar resmi presiden Indonesia. Banyak generasi muda bahkan tidak mengenal tokoh ini, padahal tanpa keberanian Syafruddin, mungkin Republik Indonesia tidak akan diakui dunia internasional.
Â
Ketidakpopulerannya bisa disebabkan oleh beberapa hal: masa kepemimpinannya yang singkat, bayang-bayang besar Soekarno, Hatta, serta keterlibatannya dalam PRRI yang membuatnya kurang mendapat tempat dalam narasi resmi. Namun, menegasikan peran Syafruddin berarti mengabaikan bab penting dari perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
Â
Penutup
Â