Mohon tunggu...
Yusuf Hidayat
Yusuf Hidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa

saya adalah seorang pelajar, hobi saya membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Syafruddin Prawiranegara-Presiden darurat yang dilupakan

16 September 2025   08:12 Diperbarui: 16 September 2025   08:12 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langkah ini terbukti krusial. Dunia internasional, khususnya PBB, tidak bisa menerima klaim Belanda bahwa Republik sudah lenyap, karena masih ada pemerintahan sah yang berjalan di bawah pimpinan Syafruddin. PDRI juga menjaga semangat perlawanan rakyat Indonesia agar tidak padam meski para pemimpin utama ditawan.

 

Kepemimpinan yang Tegas dan Sederhana

 

Dalam memimpin PDRI, Syafruddin dikenal sederhana, tegas, dan berani mengambil keputusan. Ia memindahkan pusat pemerintahan darurat secara berpindah-pindah di Sumatra Barat untuk menghindari serangan Belanda, sekaligus tetap menjaga komunikasi dengan pejuang di Jawa. [3]

 

Walaupun hanya berlangsung sekitar delapan bulan, keberadaan PDRI mampu memimpin Republik Indonesia yang berdaulat. Setelah perjanjian Roem Royen tercapai pada Juli 1949 dan para pemimpin nasional dibebaskan, Syafruddin menyerahkan kembali mandat kepemimpinan kepada Soekarno dan Hatta. Sikap kenegarawanannya terlihat jelas: ia tidak tergiur mempertahankan kekuasaan, melainkan mengutamakan kepentingan bangsa. [4]

 

Karier Setelah Revolusi

 

Pasca PDRI, Syafruddin tetap aktif dalam pemerintahan. Ia pernah menjabat Menteri Keuangan, Wakil Perdana Menteri, hingga Gubernur Bank Indonesia. Salah satu kebijakan terkenalnya adalah "Gunting Syafruddin" pada 1950, yaitu pemotongan nilai uang untuk menekan inflasi. Kebijakan ini menuai pro dan kontra, tetapi berhasil menyelamatkan perekonomian Indonesia yang terpuruk  akibat perang. [5]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun