SYAFRUDDIN PRAWIRANEGARA -- PRESIDEN DARURAT YANG TERLUPAKAN
Dalam sejarah panjang perjuangan bangsa Indonesia, nama Syafruddin Prawiranegara kerap tenggelam di balik bayang-bayang tokoh besar seperti Soekarno dan Mohammad Hatta. Padahal, jasa Syafruddin pada masa-masa genting revolusi kemerdekaan sangatlah penting. Ia bahkan sempat memimpin pemerintahan darurat yang menyelamatkan Republik Indonesia dari ancaman kehancuran. Namun, hingga kini peran beliau sering terlupakan dalam narasi sejarah nasional.
Latar Belakang dan Awal Karier
Pada 28 Februari 1911 lahirlah tokoh perjuangan Indonesia Syafruddin Prawiranegara di Banten. Syafruddin memiliki riwayat pendidikan hukum di Rechtshogeschool, Batavia, dan aktif dalam berbagai organisasi pergerakan. Setelah proklamasi 17 Agustus 1945, Syafruddin dipercaya menjadi Menteri Keuangan dalam kabinet pertama Republik Indonesia. Dari posisinya ini, ia ikut merumuskan kebijakan ekonomi negara muda yang masih rapuh, termasuk upaya menata keuangan dan mengendalikan inflasi. [1]
Â
Agresi Militer Belanda II dan Lahirnya PDRI
Â
19 Desember 1948 peristiwa yang mengukuhkan nama Syafruddin dalam sejarah bangsa adalah saat  Agresi Militer II oleh Belanda. Serangan tersebut berhasil menguasai Yogyakarta yang kala itu berstatus sebagai ibu kota Republik dan menangkap Soekarno, Hatta, Sjahrir, beserta tokoh-tokoh nasional lainnya. Situasi genting ini membuat Republik terancam hilang dari panggung diplomasi internasional.
Â
Sebelum ditangkap, Presiden Soekarno sempat mengirim pesan melalui radio kepada Syafruddin yang ketika itu berada di Bukittinggi, Sumatra Barat. Pesan itu berisi perintah untuk membentuk pemerintahan darurat demi memastikan republik tetap hidup. Atas dasar amanat tersebut, 22 Desember 1948 dibentuklah Pemerintahan Darurat Republik Indonesia  pada  oleh Syafruddin. [2]Â
Â