"Kakak, lihat! Ini ada anak ayam dan kelinci. Milik siapa, ya?" tanya anak perempuan itu. Anak lelaki yang dipanggil kakak itu mendekat. "Nggak tahu, Wati."
"Kasihan sekali, anak ayam dan kelinci ini. Pasti dicari pemiliknya," ucap anak perempuan yang bernama Wati itu.
"Eh... Kalian, apa bisa bantu kami untuk pulang ke rumah kami?" tanya Cici. Dia ragu, apakah kedua anak itu memahami ucapannya.
"Wah, kamu bisa bicara?" tanya Wati. Matanya berbinar dan terlihat takjub.
"Iya, aku bisa bicara. Aku Cici, dan ini temanku, Kuthuk. Kami mau pulang sekolah tapi tersesat sampai sini," cerita Cici.
"Bagaimana kalian bisa sampai sini?" tanya anak lelaki yang bernama Budi itu. Kuthuk dan Cici menceritakan kejadian yang membuat mereka sampai di rumah Budi dan Wati.
"Baiklah, kami akan membantu kalian," ucap Budi. "Benarkah?" tanya Kuthuk. "Apakah kalian tahu tempat tinggal kami?"
Budi dan Wati mengangguk. "Kalian tinggal di desa Hewan Ceria. Kami tahu!" ucap Wati. Kuthuk dan Cici sangat bahagia mendengar ucapan Wati.
"Kita pamit Ibu dan Bapak dulu yuk, Wati!" ajak Budi. Kedua anak itupun meninggalkan Cici dan Kuthuk.
***
"Kalian baik sekali, mau mengantar kami pulang," ucap Cici, saat dalam perjalanan pulang.