Suara Tito melengking. Wawah dan Fatan sangat kaget mendengar suara itu. Apalagi saat mereka melihat wajah Tito yang menakutkan. Sementara itu, Lili tidak terima karena diusir kakaknya itu.Â
"Kami kan baru saja mulai mainnya, Mas. Masa kami harus pindah sih," omel Lili.
"Justru itu. Kamu sama teman-temanmu ini harus pergi dari sini!"
Lili tetap tak terima. Dia ingin bermain di dekat rumah. Karena Lili tak mengindahkan ucapannya, Tito semakin marah. Wawah dan Fatan ketakutan dan akhirnya berpamitan.
"Lili, aku pamit, ya!" ucap Fatan.
"Aku juga pulang saja ya, Li," pamit Wawah.
Lili tercengang. Dia kecewa karena kedua sahabatnya pulang begitu cepat.
"Ini gara-gara kamu, Mas!"
Tito bergegas meninggalkan Lili. Dia ingin melanjutkan rebahan di kamar.
"Mas Tito jahat!" omel Lili, sambil menahan tangisnya.
"Hei, Lili! Lompat tali itu nggak pantes buat kita, tahu! Yang pantas itu si Cici."