"Siapa yang bilang? Aku kan juga bisa..."
"Bisa apaan? Bisa kalah sama Cici? Hahahaha."
Lili menangis tersedu-sedu karena diejek Tito. Memang dia sering kalah kalau main lompat tali dengan Cici. Tapi kan dia menang kalau main sama Wawah dan Fatan.
Ibu yang sudah selesai memasak, lalu mendekati kedua anaknya yang bertengkar. Seperti biasanya, beliau menasehati Tito agar tidak mengolok-olok adiknya. Beliau juga menasehati agar Tito mau berolahraga. Nasihat itu tak digubris Tito. Dia langsung masuk kamar.
***
Sesampai di kamar, Tito menghempaskan tubuhnya di kasurnya. Dia ambil handphone yang setia menemaninya di kamar. Hingga tak berapa lama, handphone terlepas dari tangannya.
Tito berada di pinggir sungai yang arusnya sangat besar. Memang hari ini baru saja hujan reda. Jadi, air sungai pasti tinggi.Â
Tito sangat senang melihat sungai yang deras arus airnya. Dia punya mimpi bisa renang saat air sungai tinggi seperti ini.
Tito memberanikan diri turun ke sungai. Namun, baru saja dia turun, tiba-tiba...
Blerrrr...byuuuurrrr...
Tubuh Tito terhempas oleh air sungai yang semakin meluap. Dia berusaha untuk berenang. Bagaimanapun dia dulu bisa berenang di sungai. Namun karena arus air sangat cepat dan dia jarang berenang, akhirnya dia terbawa oleh arus air. Ya, dia tenggelam dan kesulitan untuk keluar dari sungai.