Mohon tunggu...
Joni Faisal
Joni Faisal Mohon Tunggu... Hamba Amatiran

Pernah menjadi guru relawan di Kampung Belajar Bina Putera, Sebekramat, Kopo, Serang, Banten dan berkesempatan menjenguk sekolah-sekolah di daerah 3T di pelosok Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan sebagian Timur Indonesia. Sekarang--sebagai penyitas stroke--bekerja menjadi binatu di Mama Wangi Laundry, Tangerang Selatan. Hobi membaca, masak-memasak dan berintetaksi dengan siapa saja sambil nyeruput kopi. Di sela-sela waktu senggangnya menghabiskan waktu menjadi pengelana kota dan penikmat transportasi publik. Belakangan aktif di media sosial sebagai "Taik Storyteller" yang memfokuskan diri bercerita perihal kotoran manusia; baik sejarah, budaya, filsafat dan segenap perintilannya. Tayangannya bisa kamu simak di media sosial dengan mencarinya melalui (tagar) #jonitaik. Motto: Aku menulis untuk mengingat apakah tangisku kemarin akan menjadi tawa atau sebaliknya.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Seperti Cinta Remaja, Pegadaian Dibenci dan Dirindu

22 September 2025   07:43 Diperbarui: 22 September 2025   11:17 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ucapan terimakasih untuk Insan Pegadaian di Hari Konsumen Nasional, Pegadaian Ciputat, Tangsel (Foto: Joni Faisal)

Menopang Perekonomian Keluarga

Setelah berkeluarga dan bermukim di Jakarta, kehidupan naik turun bagai putaran roda. Pernah mengalami PHK di saat krisis moneter 1998 mendera. Harta satu-satunya, motor dengan merek Honda Supra kutitip di Pegadaian Kebayoran Baru. Uangnya kujadikan modal warung makan kecil-kecilan di tenda biru. Sambil menunggu dan melamar lagi pekerjaan baru. Sampai akhirnya perekonomian Indonesia perlahan sembuh. Parahnya, saat kutembus motorku hampir setahun berlalu, rodanya sulit bergerak dan mesin sulit dinyalakan. Kedua bannya gembos dan mesinnya tak pernah dipanaskan. Namun, kini setiap lewat Pegadaian Kebayoran Baru, rasanya ingin kucumbu. Lagi-lagi Pegadaian telah menolongku.    

Sejak saat itu aku berfikir bagaimana supaya memiliki emas agar tidak riweuh di saat-saat perlu, di saat-saat membutuhkan uang cepat. Seperti pengalamanku tadi, menggadai motor membuat "kaki-kakiku" lumpuh. Aku tak bisa kemana-mana, karena moda andalanku menjadi jaminannya. Pun ketika aku menggadaikan barang elektronik seperti laptop dan kamera. Barang yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan uang tambahan, malah terpenjara tak bisa digunakan. Dari situlah aku memutuskan menabung emas batangan. Kalau pun tergadai, tak mungkin ada kerabat dan kawan yang bertanya, "Emasmu mana?", seperti ketika aku menggadaikan motor, laptop atau kamera    

Di masa pandemi Covid yang membuat ekonomi keluarga habis-habisan, simpanan emas Pegadaian juga yang kuandalkan. Karena harganya yang tak pernah berkurang. Apalagi emas sangat mudah dicairkan. Dengan tabungan emas inilah aku mendapat modal. Membuat usaha laundry kecil-kecilan. Dan kini, usaha binatu itu sudah punya 3 karyawan. Usaha yang tadinya coba-coba sekarang justru jadi andalan. Tak bisa kubayangkan seandainya aku tak menabung emas di Pegadaian. Mungkin badai pandemi telah menghayutkanku ke dalam kemiskinan.   

Di tahun 2020, anakku mencoba ikut-ikutan. Menabung emas seperti ayah katanya.  Ia menitipkan uang hanya 500 ribu. Setelah mendapat buku, 5 tahun lamanya ia lupa. Aku kira, uang yang mengendap itu akan sirna. Seperti simpanan uang di bank-bank swasta. Habis dikurangi biaya administrasinya. Tak kuduga, ternyata uang itu malah bertambah dan hampir berlipat ganda. Tapi dalam bentuk emas. Anakku gembira. Ia semangat lagi  melanjutkan tabungan emasnya.              

Ucapan terimakasih untuk Insan Pegadaian di Hari Konsumen Nasional, Pegadaian Ciputat, Tangsel (Foto: Joni Faisal)
Ucapan terimakasih untuk Insan Pegadaian di Hari Konsumen Nasional, Pegadaian Ciputat, Tangsel (Foto: Joni Faisal)

Semuanya Semakin Mudah

Dari pengalaman masa lalu aku jadi belajar, sekecil apa pun penghasilan, kita harus punya tabungan. Tabungan Emas Pegadaian adalah tabungan yang kuanggap paling aman. Apalagi sekarang perusahaan plat merah milik pemerintah ini sedang giat-giatnya melakukan Pegadaian mengEMASkan Indonesia. Dan semuanya semakin mudah. Pembukaan rekening yang tak perlu lagi ke kantor pegadaian. Bisa dilakukan melalui aplikasi Pegadaian Digital. Top-up saldo emasnya pun dengan nominal yang sangat terjangkau. Bahkan, mulai dari 0,01 gram dan bisa dibayar dengan uang sepuluh ribu saja. Dan ini sudah mendapatkan gratis biaya fasilitas titipan di tahun pertama. Setiap menambah saldo sepuluh ribu, akan menjadi saldo emas sesuai harga Tabungan Emas saat itu. Saldo emas yang kita miliki pun dijamin emas 24 karat! Bila nanti saldo tabungan emas kita sudah mencukupi, tinggal pilih, mau dicetak menjadi emas batangan atau kepingan, atau ditukar dengan emas perhiasan  sesuai kemauan. Hal yang tentu saja menggiurkan dan sering kualami adalah harga jual kembali (buyback) emas yang jarang sekali jatuh. Sangat mudah dan likuid. Juga yang tak kalah penting,  saldo emas yang kita miliki juga dapat digadaikan sebagai agunan untuk kembali mendapatkan pinjaman. Lantas, apalagi yang diragukan? 

Coba, deh, sekarang download aplikasi Pegadaian Digital. Hanya kurang 5 menit pendaftaran saya yakin kamu sudah memiliki tabungan emas batangan. Ini bukan lagi mimpi, tapi ikhtiar yang membentengi kamu dari kecemasan bencana ekonomi yang tak menentu. Dan aku sendiri mengalami dan pernah menjadi pelaku.      

Pada akhirnya, kelak, ketika kita kan tua dan kehilangan pegangan, seperti lirik lagu Barasuara yang sedang viral, Pegadaian tentu akan tetap senyum memberi kekuatan. ***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun