Mohon tunggu...
Kavya
Kavya Mohon Tunggu... Penulis - Menulis

Suka sepakbola, puisi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Banyak Cara Meningkatkan Nilai Produk untuk Kepuasan Pelanggan

28 November 2022   17:41 Diperbarui: 28 November 2022   17:54 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lomba dan demo komunitas ibu-ibu Mommy Shaby di Bogor (Foto : Istimewa)

Pelaku usaha dituntut utuk menambah nilai produk dan layanan dengan menawarkan kualitas produk dan layanan yang lebih baik dari pesaing, dengan harga yang sama. Dengan kata lain, saat ada banyak permintaan terhadap fitur tertentu dari produk, segera sediakan fitur tersebut secepatnya, kalau perlu sebelum pesaing menyediakannya.

Respon cepat itu merupakan nilai tambah tersendiri bagi pelanggan. Jika terlambat, maka pelanggan mungkin saja sudah tidak menginginkannya lagi saat telah tersedia. Lebih buruk lagi, mereka sudah menemukan produk pengganti yang dapat memenuhi nilai produk yang diinginkan.

"Cara untuk meningkatkan nilai produk adalah dengan melakukan inovasi untuk menambahkan nilai pada berbagai aspek. Contoh added value yang dapat ditambahkan antara lain dengan kemasan lebih menarik,  tampilan produk yang kekinian, layanan yang mudah dan cepat, menyederhanakan metode penggunaan namun jelas dan menyenangkan," lanjut penjelasan Petrus Gandamana, yang juga menjadi Pengajar bagi lebih dari 14 ribu peserta Kartu Prakerja dan aktif mendukung edukasi UMKM.

Menurut pria yang aktif dalam kegiatan wawancara narasumber edukasi UMKM ini, banyak cara untuk menambah nilai produk dan layanan, yang penting pelaku usaha mau membuka diri untuk belajar dan mendengarkan masukan (input) dari pelanggan serta dari Pihak-Pihak yang ahli dan terpercaya serta menginvestasikan waktu dan dananya untuk peningkatan kapasitas kemampuan berusaha.

 

Menjaga Kinerja  

Literasi keuangan menjadi salah satu hal yang penting untuk dipahami oleh para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Dengan menjalankan usaha berbekal literasi keuangan yang mumpuni, pelaku UMKM dapat mengukur pertumbuhan usaha dan mencegah usaha merugi.

Hal paling dasar terkait literasi keuangan yang penting dipahami pelaku UMKM adalah pencatatan keuangan. Namun, hingga saat ini masih banyak pelaku UMKM yang belum terbiasa mencatat pemasukan dan pengeluaran usaha mereka, apalagi menjalankannya dengan disiplin dan sistematis.

"Kami selalu menyaranakan para pelaku UMKM membuat pencatatan uang masuk dan keluar dari kegiatan usaha secara harian. Sebenarnya saat ini sudah banyak aplikasi peranti lunak yang mudah dan murah bagi pelaku UMKM. Memiliki laporan keuangan yang rapi dan benar akan membuat UMKM mudah memantau kinerja usahanya dan saat mengajukan kredit ke Bank lebih mudah dan cepat diproses oleh Bank ," pendapat Petrus.

Ir.Petrus Gandamana, MM saat shooting sesi pelatihan paistry (Foto : Bareca)
Ir.Petrus Gandamana, MM saat shooting sesi pelatihan paistry (Foto : Bareca)
Pada satu acara webinarnya bersama WHCNU, Petrus bahkan menampilkan narasumber Pimpinan WHCNU yaitu KH Muslich Ramelan, yang menjelaskan KUR (kredit usaha rakyat) untuk UMKM, dan di sana ditegaskan perlunya laporan keuangan yang benar untuk mendapatkan dukungan dari perbankan.

Semangat Bersaing dan Tampil Ke Luar di Karyawan Internal 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun