menatap bintang---
katanya ia guru masa lalu---
melekap diri dengan kenang
yang lekup-lekap
angin menelisik rambut
yang dibiarkannya terurai
dan lanjut membelai pipi
di sana tangis
pernah menganaksungai
di sana pernah ada lekuk
bahagia bertalu-talu
dan lalu jadi
hujan tangis lagi
perempuan itu masih
menyaksikan bintang
di malam kunang-kunang
tak pernah ada lagi
seperti di kamar kontrakannya
cahaya seluruhnya padam
perempuan itu setia
menatap bintang
dan curiga
kepada Tuhan
jangan-jangan
masih dalam pembangunan
dan sewaktu nanti
di gerbang depan
bekal-bekal dalam tas diperiksa
sebagai tiket masuk movie apaÂ
sebagai karcis bus yang mana
dan kunci kamar yang tersedia
untuk-nya dan l-a-i-n-n-y-a
Semarang, 26 Agustus 2022Â