Kita gunakan harta untuk beramal yang terbaik dan berbagi sesama karena indahnya berbagi kenikmatan kelak di akhirat
Setiap orang harus mempersiapkan bekal untuk menuju Ilahi
Perjalanan memerlukan persiapan bekal yang cukup agar nyama di tempat tujuan.
Dunia hanyalah sementara, akhiratlah tempat kekal (abadi) selama-lamanya.
Tingkatkan Kreativitas dan Kebiasaan Membawa Bekal Makan Siang Bergizi, Mahasiswa KKN UNDIP Mengajak Orang Tua Murid dan Murid TK Az-Zahra Desa Kemusu
Cegah Stunting dengan Dahsyat (Dapur Sehat) Ala Negeri Matahari Terbit
Timo lupa menghabiskan bekal sekolah. Ia sangat takut saat ditanya Ibu. Ia lalu berpikir untuk mengelabui dengan membuang makanan itu ke tempat sampah
Timo lupa menghabiskan bekal sekolah. Ia sangat takut saat ditanya Ibu. Ia lalu berpikir untuk mengelabui dengan membuang makanan itu ke tempat sampah
Puisi keempat dari lima rincian judul puisi tentang Kenikmatan Bisa, khususnya tentang Kenikmatan Bisa Mengetahui. Semoga bermanfaat.
Apakah kita sebagai orang tua sudah benar-benar membekali anak-anak kita
Ku tersungkur membumi Di sejadah putih,Menghitam hati di baju yang bersih
5 Tips perjlanan :1. Menjaga kesehatan2. Persiapkan bekal3. Persiapkan kendaraan4. Menikmati perjalanan5. Selalu berdoa
Satu orang tidak bisa semua. Untuk perjalanan panjang menjadi penulis kita butuh membawa bekal yang cukup.
Ternyata bekal di kehidupan setelah mati bukanlah materi, walaupun ketaatan kita kepada Allah dan Rasul terkadang memerlukan materi.
Setiap ke sekolah, saya selalu membawa bekal. Bekal yang dibawa selalu berganti menu setiap harinya.
Mengarungi kehidupan mempunyai tujuan dan harapan Bermimpilah agar bersemangat dalam berrjuang
dan sewaktu nantidi gerbang depanbekal-bekal dalam tas diperiksasebagai tiket masuk movie apa sebagai karcis bus yang mana
Mari persiapkan sedari awal. Semoga tidak ada penyesalan ketika datangnya ajal
Semakin kita tahu apa yang terjadi dalam dunia mereka, semakin mudah pula kita memahami, bertindak, bersikap untuk masa depan anak kita.
Semenjana dalam bahasa Jawa berarti sementara waktu. Kita hidup di dunia hanya sementara sebelum menjalani kehidupan abadi