Mohon tunggu...
Jihan Astriningtrias
Jihan Astriningtrias Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Jurnalistik

Suka sekali mengembara, meski hanya dalam kepala.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

[Opini] Tentang Asmara, yang (Katanya) Tidak Yogia

19 Oktober 2020   14:15 Diperbarui: 21 Juli 2021   12:07 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Jadi, jika seseorang sudah jatuh hati pada sebuah tokoh fiksi, tak perlu juga mereka memaksakan diri untuk jatuh cinta pada manusia muka bumi. Toh, cinta tetaplah euforia yang hura-hura waktu dan pikiran, siapapun objek yang kita cintai. Mencintai tokoh fiksi maupun manusia asli pun sama-sama yogianya---sama-sama gilanya. Hanya saja, barangkali bagi sebagian orang, menemui satu cinta di antara milyaran manusia bukanlah suatu perkara mudah. Jika dengan mencintai tokoh fiksi dapat membuatnya merasa dicintai pula, apa salahnya?

Lalu, apakah Kondo tetap gila? Apakah orang-orang yang jatuh cinta pada tokoh fiksi itu tetap gila? Ya, tentu mereka tetap gila. Tapi bukankah kita sudah bersepakat dengan Phaedrus bahwa cinta memanglah sebuah kegilaan Ilahi? Lalu untuk apa melabeli mereka gila jika seluruh manusia yang tengah jatuh cinta itu memang seyogianya sedang menggila? Atau mungkin, kita perlu kembali menggarisbawahi istilah tergila-gila cinta untuk dapat menormalisasi kondisi jatuh hati pada tokoh fiksi---yang sebenarnya sudah sangat normal.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun