Mohon tunggu...
Jiebon Swadjiwa
Jiebon Swadjiwa Mohon Tunggu... Penulis

📖 Penulis | Jurnalis | Content Writer | Hidup untuk ditulis, menulis untuk hidup, dan apa yang saya tulis itulah diri saya!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Bikin Menggelitik Sekaligus Sedih! Ketika Buku di Negeri Ini Dibiarkan Tergelatak di Depan Toko Tanpa Takut Dicuri

25 April 2025   08:13 Diperbarui: 25 April 2025   08:34 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buku tak masuk daftar incaran pencuri, sebab ilmu bukan hal yang dicari.

Di Indonesia, literasi bukan hal mendesak.

Menurut data UNESCO, minat baca kita termasuk yang terendah di dunia---hanya 0,001 persen.

Itu berarti, dari setiap 1.000 orang, cuma satu yang benar-benar membaca.

Buku-buku boleh tersedia di perpustakaan, dijual murah lewat bazar, atau bahkan dibagikan gratis.

Tapi tetap saja tak banyak yang tertarik menyentuhnya.

Karena membaca bukan budaya, melainkan pilihan terakhir, kalau pun itu pernah dipilih.

Ilmu Kalah Pamor, Karena FYP Lebih Menggiurkan

Hari ini, pengetahuan bersaing dengan algoritma.

Satu video joget bisa dilihat jutaan kali, sementara satu esai reflektif butuh waktu berhari-hari untuk tembus seratus views.

Sastra hanya viral jika disajikan sebagai potongan audio-visual dramatis.

Sejarah cuma dilirik kalau dibumbui teori konspirasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun