Mohon tunggu...
Inovasi

Stephani Watson

1 November 2015   19:17 Diperbarui: 3 November 2015   15:07 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

“Tidakkah kau merasa nyaman sekarang?”

“Maksudmu? Ya tentu saja,aku merasa nyaman. Tempat ini sungguh berhasil membuatku nyaman.”

“Hanya itu?”

Stephani bergumam dalam hati.

Apa yang dimaksudkan Alex? Ya Tuhan,mengapa jantungku tiba-tiba seperti dipacuan kuda? Aku tak kuat melihat tatapan mata tajam Alex lagi. Aku selalu terjebak di dalamnya.

“Aku menyukaimu Steph.”

Seketika itu mata Stephani berbinar. Dia tak menyangka apa yang barusan terlontar dari mulut Alex. Namun ada setitik rasa senang di dalam hatinya. Dalam hitungan detik,rasa itu meledak. Menyemburatkan rona merah pipi Stephani.

“Apa?” tanyanya tak percaya.

“Maaf aku lancang,namun aku hanya ingin mengutarakan rasaku. Aku tak kuat memendamnya terlalu lama.” jawab Alex sambil menundukkan kepalanya.

Stephani tak bisa menjawabnya sekarang. Tidak. Dia perlu berpikir dua kali.

Malam itu mungkin adalah malam yang paling melegakan baginya. Tugas pekerjaannya sudah kelar. Kasus Rainford sudah diserahkan ke pihak polisi dan menunggu untuk proses eksekusi. Semua anggota tim pembedah kasus merayakan atas kusuksesan atas pembedahan kasus Ranford. Sudah setahun lebih kasus ini tertahan di meja Stephani. Sekarang dia lega dapat mengakhiri kasus itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun