Mohon tunggu...
Inovasi

Stephani Watson

1 November 2015   19:17 Diperbarui: 3 November 2015   15:07 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Stephani pergi ke Keukenhof untuk mengistirahatkan matanya sejenak. Dia memandang ke langit. Menutup mata lelahnya yang berkantung mata lebar. Membiarkan angin sepoi berhembus menelusup rambut pirangnya.

“Aku menyukaimu Steph.”

Pikirannya terhenti ketika kalimat itu terbesit dikepalanya.

Dia berkata dalam hati. Apa yang harus kulakukan? Sudah lama aku tak jatuh cinta lagi. Sulit untuk menjalin hubungan saat ini,aku harus fokus pada pekerjaanku terlebih dahulu.

Stephani seketika terkejut ketika mendengur suara orang terjatuh. Dia melihat seorang nenek tua jatuh dari sepedanya. Stephani lari untuk menolongnya.

“Nenek tidak apa-apa? Apa ada yang sakit?” tanya Stephani gelisah.

“Hahaha,maafkan aku nak. Aku merepotkanmu,aku baik-baik saja tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” jawabnya sambil tersenyum.

Stephani dan seorang nenek yang ternyata bernama Murph itu berbincang-bincang di bangku yang Stephani tempati tadi.

“Apa yang sedang kau lakukan di sini nak?” tanya nenek tua itu.

“Saya sedang istirahat nek.”

“Kantung matamu terlalu lebar nak,sebaiknya kau memperbaiki jam  tidurmu,” tuturnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun