Stephani pergi ke Keukenhof untuk mengistirahatkan matanya sejenak. Dia memandang ke langit. Menutup mata lelahnya yang berkantung mata lebar. Membiarkan angin sepoi berhembus menelusup rambut pirangnya.
“Aku menyukaimu Steph.”
Pikirannya terhenti ketika kalimat itu terbesit dikepalanya.
Dia berkata dalam hati. Apa yang harus kulakukan? Sudah lama aku tak jatuh cinta lagi. Sulit untuk menjalin hubungan saat ini,aku harus fokus pada pekerjaanku terlebih dahulu.
Stephani seketika terkejut ketika mendengur suara orang terjatuh. Dia melihat seorang nenek tua jatuh dari sepedanya. Stephani lari untuk menolongnya.
“Nenek tidak apa-apa? Apa ada yang sakit?” tanya Stephani gelisah.
“Hahaha,maafkan aku nak. Aku merepotkanmu,aku baik-baik saja tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” jawabnya sambil tersenyum.
Stephani dan seorang nenek yang ternyata bernama Murph itu berbincang-bincang di bangku yang Stephani tempati tadi.
“Apa yang sedang kau lakukan di sini nak?” tanya nenek tua itu.
“Saya sedang istirahat nek.”
“Kantung matamu terlalu lebar nak,sebaiknya kau memperbaiki jam tidurmu,” tuturnya.