Mohon tunggu...
Zema
Zema Mohon Tunggu... Penulis - orang biasa

Hidup ini sederhana, perasaan memperumitnya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengatasi Krisis Dalam Diri

29 April 2020   08:00 Diperbarui: 29 April 2020   08:05 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa jam yang lalu, tepat sebelum tulisan ini di upload, seseorang datang memberi saya sebuah hardisk, katanya, tolong upload kisah saya. 

Setelah membacanya dan mengedit beberapa bagian, saya bertanya, mengapa kamu ingin cerita ini dipublikasikan? Dia menjawab, "Saya hanya ingin menuliskannya untuk menuntaskan krisis diri yang saya alami, saya pikir perlu mengingat kembali apa saja yang pernah terjadi dimasa lalu, jadi saya menuliskannya.

Baiklah...

Ini isi tulisannya...

10 Juni 2019

Menceritakan pengalaman krisis seperti menguak kembali kisah sedih di masa lalu, untungnya kenangan itu tak lagi memberi pengaruh.

1. Perpisahan Mama dan Papa

Hampir tidak pernah saya melihat ibu dan ayah bersapa mesra di rumah. Pertengakaran lebih sering terdengar dari dalam kamar. Usia saya masih tujuh tahun, baru saja masuk ke kelas satu SD ketika saya melihat ayah memukul mama di halaman rumah. 

Saya memang masih kecil tapi kalau boleh jujur saya sudah merasa malu kepada teman-teman saya yang menyaksikan pertengkaran tersebut. 

Setahun kemudian, akhirnya ibu pergi meninggalkan rumah membawa saya dan kakak laki-laki saya. Tempatnya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal kami yang lama. 

Sesekali saya datang mengunjungi tempat tinggal kami sebelumnya untuk berjumpa dengan ayah. meskipun sudah berpisah, ayah sering mengajak saya dan saudara laki-laki saya untuk pergi bermain saat libur sekolah. Mama tidak pernah melarang kami untuk bermain dengan ayah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun