Mohon tunggu...
Zema
Zema Mohon Tunggu... Penulis - orang biasa

Hidup ini sederhana, perasaan memperumitnya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengatasi Krisis Dalam Diri

29 April 2020   08:00 Diperbarui: 29 April 2020   08:05 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak seorangpun pernah menanyakan bagaimana perasaan saya hingga saya lulus SMA dan berkuliah di salah satu Universitas. Kalau boleh jujur di kampus ituah saya mengalami banyak pemulihan. Meskipun saya tidak pernah berbicara langsung mengenai kisah saya, karena sampai hari ini saya masih sulit menceritakan apa yang saya rasakan kepada orang lain. 

Akan tetapi melaui setiap sesi dan pertemuan dalam kelas, pola pikir saya semakin diubahkan. Saya beryukur saya dapat mengikuti sesi bertema "hati Bapa". Dari sesi itu saya mengalami pemulihan meskipun tidak total tapi cukup signifikan mengobati luka di hati saya.

Di kampus itu pula saya bisa mengenal apa arti mengenal Tuhan, bahwa ada satu Pribadi penuh kuasa yang mengatur jalannya hidup ini. Sejak saat itu saya terus diperbaharui. Sejak saya mengenal Tuhan saya memiliki sudut pandang yang berbeda dalam menilai masa-masa "gelap" dalam hidup.

Saya sudah berdamai dengan semua kenangan itu, jika sebelumnya saya melanjutkan hidup dengan krisis yang tak berkesudahan, sekarang saya bisa melanjutkan hidup dengan perasaan damai, tidak ada kebencian tidak ada kemarahan. 

Justru sekarang saya memandang semua masalah itu di pakai Allah untuk membentuk saya menjadi pribadi yang kuat dan dewasa. 

Seperti ungkapan Paulus dalam Roma 6:28, "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."

Saat ini saya juga percaya bahwa segala sesuatu yang diijinkan Allah terjadi, semuanya mendatangkan kebaikan bagi hidup seseorang di masa depan.

Yang ingin saya katakan adalah, Kalau memang masih ada luka-luka dimasa lalu yang menyebabkan kita mengalami krisis saat ini, seperti emosi yang tidak stabil atauapun perasaan rendah diri, pesimis, pikiran negatif keorang lain,, dsb.

 Coba ingat-ingat apa yang pernah terjadi di masa lalu, lalu berdamailah dengan kenangan itu. Seperti kata Fiersa "Kadang kala tak mengapa untuk tak baik-baik saja, kita hanyalah manusia, wajar jika tak sempurna".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun