Tiba --tiba beberapa alat berbunyi. Tak beberapa menit kemudian masuk para perawat dengan mengggunakan jubah khusus dan masker yang menutupi semua wajahnya. Jiayou menangis histeris. Dia menangis sampai napasnya terdengar melambat. Suaranya timbul tenggelam. Kami panic. Isteriku lebih panik lagi.
" Jiayou..... Jia.... Kamu kenapa? mm ada disini! Bba di sini..."
 Dokter menarik tirai jendela kaca dan membuat pandangan Lin -- ling terhalang.
Ada apa?
Lin -- lin histeris di luar ruangan lalu tanpa bisa dicegah ia sudah melompat ke sisi ruangan dan menggedor -- gedor pintu.
"Jia....Jiayou....sayang!"
Seorang suster di luar ruangan berusaha menenangkan Lin -- lin namun percuma. Lin -- lin semakin histeris dan menjadi -- jadi.
"anakku. Anakku. Itu anakku, Jiaaaaaa,"
Aku berusaha memeluknya dan menahannya, namun kekuatan naluri seorang ibu yang ingin melindungi anaknya lebih besar.
"Jiayou....Jia....jia anakku....ini ibu, nak. Ibu ada disini.
Dia mendorong tubuhku, mendorong si perawat dan menendang pintu sekuat tenaga. Hingga pintu ruangan isolasi itupun menjeblak terbuka.