Tersiksa rasanya karena tak bisa membelai rambutnya, tak bisa menciumnya, tak bisa menimangnya, tak bisa bersamanya. Jiayou begitu bersemangat sampai akhirnya menangis karena tak bisa menyentuh kami.
Arrrghhh! Virus  siaaaal! Kenapa virus sialan ini bisa hidup di Negara kami? Kenapa dia bisa menyerang anakku? Bayi yang baru setahun kumiliki?
"akan kubunuh!akan kubunuh siapapun yang mencoba bermain -- main dengan virus ini. BRENGSEK!!"
Aku jatuh karena emosiku yang berlebihan dan tak mampu kutampung dalam dada. Kakiku yang keram membuatku terduduk lemas. Musnah sudah kebahagiaanku yang kuimpikan selama ini hanya karena virus kurang ajar yang entah dari mana datangnya. Â Padahal setahun yang lalu betapa gembiranya aku tiba tepat dihari kelahiran Putriku Jiayou. Â Kini hanya dalam waktu seminggu, cinta kasih kami seolah direnggut dengan paksa.Â
Aku menangis dengan frustasi karena sakit yang luar biasa kurasakan. Ini darah dagingku tapi bahkan untuk menyentuhnya kamipun tak bisa.
"Oh, Jiayou....Putriku yang malang! Sedih hati ini melihat kamu sekarang ada disitu....bertahanlah nak....kami akan cari semua cara yang kami bisa lakukan untuk membuatmu sembuh!"
Lalu dokter yang entah darimana munculnya telah mematahkan semangatku
"maaf, selama antigennya belum ditemukan, kita tidak bisa memastikan kapan ini semua akan berakhir,"
"Aku tidak ingin mendengar semua itu. AKU TIDAK PEDULI!!ANDA HARUS MENYELAMATKAN PUTERI SAYA!!!" teriakku seolah kerasukan
Bagaimanapun caranya Jiayou harus sembuh.
Dokter tidak ingin pekerjaannya terganggu dan tanpa menyela atau menjawab aku dia segera berlalu dan menjumpai pasien lainnya.