Mohon tunggu...
jefry Daik
jefry Daik Mohon Tunggu... Guru - seorang laki - laki kelahiran tahun 1987

pernah menjadi guru pernah menjadi penjual kue pernah menjadi penjual tahu pernah menjadi penjual Nasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jiayou, My Love

14 Februari 2020   13:32 Diperbarui: 14 Februari 2020   13:27 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Jiayou, My Love

14 Februari 2020.

Isteriku duduk sambil menelungkupkan tangannya tak mampu berdiri. Bahunya bergetar. Isak tangisnya teredam seperti setahun lamanya ia menyimpan kepedihan. Sungguh baru kali ini aku melihat isteriku yang selalu ceria dan tersenyum gembira menjadi melankolis. Melihat ini semua hatiku goyah. Dinding- dinding ketegaran yang selama ini kubangun dan menjadi pijakan bagi tubuh ini agar isteriku dapat bersandar seolah runtuh seketika.

"pah... Jiayou," teriaknya dengan suara yang serak sambil bangkit lalu meninju bahuku. 

Napasku tersengal --sengal saat menemukannya di loby RS Leishenshan. Aku benar -- benar terkejut dengan berita tentang puteriku yang kusayangi dilarikan ke Rumah sakit. Apalagi Rumah Sakit untuk Korona.

"a,apa dia sudah terjangkit?"tanyaku dengan bibir gemetar.

Lin -- lin, isteriku ini hanya bisa menangis tersedu-sedu. Kuraih Lin -- lin ke dalam pelukkanku dan kudekap dia dengan sepenuh hatiku.

"dimana Jiayou?"

"di,...sana," Lin- Lin menunjukkanku pada sebuah ruangan kaca yang cukup dekat dengan kami. Ada sebarisan perawat hilir mudik dengan wajah lelah serta tegang, namun aku hanya menatap dengan serius ke ruangan itu.

Dengan kaki yang gemetaran aku membaca kalimat di atas palang kaca tersebut.

"Oh Tuhan...., bagaimana bisa jiayou Kita terkena virus?" lolongku penuh kepedihan. Aku benar -- benar frustasi..Mengapa? Padahal aku hanya pergi sebentar. Belum juga seminggu aku mengikuti pelatihan militer di luar, dan sekarang....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun