Mohon tunggu...
jelita dachi
jelita dachi Mohon Tunggu... Mahasiswa

STT EKUMENE MEDAN Nias Selatan ×͜×

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Belajar Tegar di Balik Senyum yang Kita Paksakan

15 September 2025   19:53 Diperbarui: 15 September 2025   19:53 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memandang pemandangan (sumber foto: jelita) 

Pernah nggak sih kalian merasa harus pura-pura tersenyum di depan orang lain, padahal sebenarnya dunia kita sedang tidak baik-baik saja? Aku sering sekali mengalami hal itu.

Kadang, ketika bertemu banyak orang, aku merasa harus menunjukkan wajah ceria, meski dalam hati penuh dengan luka dan beban. Seakan-akan senyum itu hanyalah topeng yang menutupi kisah panjang perjuangan dan kelelahan.

Ada momen ketika aku melihat kehidupan orang lain yang terlihat lebih mudah, lebih enak, dan lebih menyenangkan. Jujur, aku sering merasa iri. 

Aku membayangkan bagaimana rasanya jika hidupku seperti mereka: tidak terlalu banyak beban, tidak perlu terus-menerus berjuang, atau tidak selalu bergumul dengan cobaan yang datang silih berganti. Kadang, aku bahkan merasa ingin menyerah saja, seolah semua ini terlalu berat untuk dijalani.

Namun, di titik itulah aku mulai sadar sesuatu. Pernahkah kalian merasa, ketika sebuah pencobaan berhasil kalian lewati, ada semacam pelajaran yang Tuhan titipkan di baliknya? Aku pun menyadari hal itu. 

Setiap kali aku melewati badai, sekuat apa pun sakitnya, aku justru belajar sesuatu yang membuatku semakin dewasa. Aku belajar bahwa ternyata aku lebih kuat daripada yang aku kira. Aku belajar bahwa meski aku sering merasa sendirian, Tuhan selalu ada di balik setiap proses itu, membentukku sedikit demi sedikit.

Saat ini, aku sedang berada di fase itu fase penuh pergumulan, penuh air mata, dan penuh pertanyaan. Tapi aku mencoba untuk tidak terlalu mengeluh. Aku memilih untuk bersyukur. 

Aku percaya bahwa Tuhan lebih tahu apa yang aku butuhkan, bahkan ketika aku merasa semua ini terlalu berat. Aku percaya bahwa setiap luka yang aku terima bukanlah sia-sia, melainkan cara Tuhan membentukku menjadi pribadi yang lebih kuat.

Memang, jujur saja, proses ini tidak pernah mudah. Tidak ada satu pun jalan hidup yang bebas dari cobaan. Tetapi justru di sanalah letak indahnya perjalanan hidup. Kita bisa belajar menghargai diri sendiri, bukan dengan membandingkan hidup kita dengan orang lain, melainkan dengan menyadari betapa berharganya diri kita di mata Tuhan.

Sering kali, kita terlalu sibuk melihat apa yang dimiliki orang lain, hingga lupa bahwa diri kita sendiri sudah melewati begitu banyak hal. Kita mungkin tidak punya apa yang mereka punya, tetapi kita punya kekuatan yang lahir dari setiap air mata dan setiap perjuangan yang sudah kita lewati. Bukankah itu lebih berharga?

Aku percaya, ketika aku bisa melewati masalah yang kemarin, maka masalah yang akan datang pun bisa aku hadapi. Hidup memang selalu menghadirkan tantangan baru, tetapi bukan berarti kita tidak mampu melewatinya. Justru setiap tantangan adalah kesempatan untuk membuktikan bahwa kita bisa bertahan, bahkan tumbuh lebih kuat.

Jadi, jika hari ini aku tersenyum, mungkin senyum itu bukan tanda bahwa hidupku mudah. Mungkin senyum itu justru tanda bahwa aku masih bisa berdiri, meski berkali-kali hampir jatuh. 

Senyum itu adalah tanda bahwa aku memilih untuk tetap percaya, meski keadaan belum membaik. Dan aku yakin, suatu hari nanti, semua luka ini akan berubah menjadi kekuatan, semua air mata akan berubah menjadi pelajaran, dan semua cobaan akan berubah menjadi kesaksian indah tentang betapa Tuhan selalu setia.

Hidup bukan tentang siapa yang paling enak jalannya. Hidup adalah tentang bagaimana kita tetap berdiri, meski jalan itu penuh kerikil. Jadi, jangan berhenti melangkah. 

Jangan menyerah hanya karena berat. Karena di balik setiap senyum yang kita paksakan, Tuhan sedang mengajarkan kita arti ketegaran yang sebenarnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun