Pernah nggak sih kalian merasa harus pura-pura tersenyum di depan orang lain, padahal sebenarnya dunia kita sedang tidak baik-baik saja? Aku sering sekali mengalami hal itu.
Kadang, ketika bertemu banyak orang, aku merasa harus menunjukkan wajah ceria, meski dalam hati penuh dengan luka dan beban. Seakan-akan senyum itu hanyalah topeng yang menutupi kisah panjang perjuangan dan kelelahan.
Ada momen ketika aku melihat kehidupan orang lain yang terlihat lebih mudah, lebih enak, dan lebih menyenangkan. Jujur, aku sering merasa iri.Â
Aku membayangkan bagaimana rasanya jika hidupku seperti mereka: tidak terlalu banyak beban, tidak perlu terus-menerus berjuang, atau tidak selalu bergumul dengan cobaan yang datang silih berganti. Kadang, aku bahkan merasa ingin menyerah saja, seolah semua ini terlalu berat untuk dijalani.
Namun, di titik itulah aku mulai sadar sesuatu. Pernahkah kalian merasa, ketika sebuah pencobaan berhasil kalian lewati, ada semacam pelajaran yang Tuhan titipkan di baliknya? Aku pun menyadari hal itu.Â
Setiap kali aku melewati badai, sekuat apa pun sakitnya, aku justru belajar sesuatu yang membuatku semakin dewasa. Aku belajar bahwa ternyata aku lebih kuat daripada yang aku kira. Aku belajar bahwa meski aku sering merasa sendirian, Tuhan selalu ada di balik setiap proses itu, membentukku sedikit demi sedikit.
Saat ini, aku sedang berada di fase itu fase penuh pergumulan, penuh air mata, dan penuh pertanyaan. Tapi aku mencoba untuk tidak terlalu mengeluh. Aku memilih untuk bersyukur.Â
Aku percaya bahwa Tuhan lebih tahu apa yang aku butuhkan, bahkan ketika aku merasa semua ini terlalu berat. Aku percaya bahwa setiap luka yang aku terima bukanlah sia-sia, melainkan cara Tuhan membentukku menjadi pribadi yang lebih kuat.
Memang, jujur saja, proses ini tidak pernah mudah. Tidak ada satu pun jalan hidup yang bebas dari cobaan. Tetapi justru di sanalah letak indahnya perjalanan hidup. Kita bisa belajar menghargai diri sendiri, bukan dengan membandingkan hidup kita dengan orang lain, melainkan dengan menyadari betapa berharganya diri kita di mata Tuhan.
Sering kali, kita terlalu sibuk melihat apa yang dimiliki orang lain, hingga lupa bahwa diri kita sendiri sudah melewati begitu banyak hal. Kita mungkin tidak punya apa yang mereka punya, tetapi kita punya kekuatan yang lahir dari setiap air mata dan setiap perjuangan yang sudah kita lewati. Bukankah itu lebih berharga?
Aku percaya, ketika aku bisa melewati masalah yang kemarin, maka masalah yang akan datang pun bisa aku hadapi. Hidup memang selalu menghadirkan tantangan baru, tetapi bukan berarti kita tidak mampu melewatinya. Justru setiap tantangan adalah kesempatan untuk membuktikan bahwa kita bisa bertahan, bahkan tumbuh lebih kuat.