Mohon tunggu...
Jelajahnesia
Jelajahnesia Mohon Tunggu... Writer enthusiast

Menulis karena suka, bukan karena harus. Main kata di waktu luang, nulis biar nggak hilang arah.

Selanjutnya

Tutup

Surabaya

Bozem Baru, Luka Lama: Bedak Kota di Atas Bekas Bangli

26 Agustus 2025   22:58 Diperbarui: 27 Agustus 2025   23:46 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Penggusuran bangunan Liar di Ketintang Permai (Sumber: https://www.antaranews.com/)

Tentu saja, warga sekitar yang masih tersisa ikut memberi komentar. Ada yang senang dan berharap banjir dapat berkurang. Tetapi, bagaimana dengan suara mereka yang kehilangan tempat tinggal dan ruang hidup sudah lama terkubur? Karena biasanya, dalam buku besar pembangunan, mereka hanyalah catatan pinggir, bukan isi utama.

Namun, ada satu kenyataan pahit yang tidak bisa disulap dengan kata manis, bahwa hujan tidak peduli pada pagar permanen atau papan nama Pemkot. 

Air selalu mencari celah, dan sering kali ia meluap di tempat-tempat yang tidak masuk dalam slide presentasi teknokratis. Bozem bisa jadi solusi. Tapi ia juga bisa jadi sekadar monumen; indah dari udara, tapi tidak cukup tangguh menahan derasnya air.

Akhirnya, Surabaya bisa menepuk dada. Kota ini tampak tertib, rapi, dan siap dipamerkan. Wajahnya mulus, pori-porinya tertutup sempurna, seakan siap difoto dari segala sudut.

 Lalu bagaimana dengan bangunan liar yang hilang? Mereka dikenang bukan sebagai kisah manusia, melainkan sebagai noda masa lalu yang berhasil dihapus.

Surabaya kini punya wajah baru. Cantik, bersih, modern. Tepat seperti yang dibutuhkan kota yang sedang mengejar predikat: paling wah. Dan seperti setiap dandanan tebal, pertanyaan selalu sama; cantik untuk siapa, dan tahan berapa lama?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun