Empat anak dan satu orang dewasa itu saling bertukar cerita di sepanjang perjalanan. Ki Kusir orangnya ramah dan menyenangkan diajak ngobrol. Hingga pada akhirnya mereka tiba di rumah Ki Sriram.
Bondalika menyambut kedatangan kelompok Widura di teras rumahnya. Anak itu membuka perkenalan untuk dua teman Widura yang belum ia kenal. Setelah merenungi nasihat Ki Rana, sikap Bondalika terhadap orang lain kini lebih ramah.
Empat orang terlihat memasuki gerbang rumah Ki Sriram. Pengawal yang berjaga mengantar empat orang tersebut memasuki ruangan dalam yang sudah disiapkan.
"Itu siapa?" tanya Murti kepada Bondalika.
"Itu para tokoh Desa Merak. Salah satunya kepala desa. Ayah berterima kasih karena beliau-beliau benar-benar membantu kita saat peristiwa perampokan kemarin," jawab Bondalika.
Kemudian satu demi satu tetangga Ki Sriram berdatangan. Suasana di dalam rumah menjadi lebih riuh. Terkadang terdengar suara tawa di sela percakapan.
Tidak lama berselang, dua orang dengan pakaian prajurit kadipaten memasuki gerbang rumah Ki Sriram. Mereka datang bersama tiga orang lainnya yang berpakaian biasa. Karena mengetahui kedatangan sosok berpakaian prajurit, Ki Sriram keluar dari dalam rumah mendatangi anaknya yang sedang asyik bercakap-cakap sebelum menyambut tamu yang baru datang tersebut.
"Anak-anak, itu Ki Datok sudah datang. Ki Datok sangat ingin bertemu kalian," Ki Sriram berkata sambil melambaikan tangan meminta anak-anak mendekat. "Mari kita sambut sama-sama."
Lima orang anak itu pun berdiri dan mendekati Ki Sriram, bersiap menyambut Ki Datok. Kali ini, Ki Datok datang bersama Ki Marta. Sedangkan dua orang lainnya adalah tetangga yang kebetulan masuk bersama.
"Selamat datang, Ki Datok dan Ki Marta. Terima kasih karena sudi menerima undangan saya," Ki Sriram menyambut. Sambil menunjuk anak-anak di sebelahnya, Ki Sriram berkata lagi, "Ini anak-anak pemberani yang memberi kita informasi tempo hari."
Widura dan kelompoknya menyampaikan salam dan memperkenalkan nama masing-masing.